LOMBOK TENGAH, KANALINDONESIA.COM: Bupati Lombok Tengah H. Lalu Pathul Bahri mengajak pemuda Hindu yang tergabung dalam Peradah NTB dapat turut berkontribusi dalam pembangunan daerah.
“Pemuda Hindu harus tampil sebagai pelopor kedamaian, merawat toleransi dan mendukung program pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Pathul, dalam Pelatihan Kepemimpinan Daerah ke-V (Pakemda ke-V) DPP Peradah NTB, di Lombok Tengah, Selasa (19/10/2021).
Pathul menambahkan, tantangan perkembangan zaman terus berkembang. Sehingga perlu ada sinergi dari pemerintah daerah, masyarakat dan swasta untuk mengoptimalkan potensi generasi muda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pemuda merupakan aset masa depan bangsa, sehingga perlu ada kesadaran untuk mengelola potensi yang dimiliki oleh para pemuda. Artinya pemuda memiliki peran dan tanggung jawab dalam upaya pembangunan di berbagai sektor, baik sosial, politik, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain” katanya.
“Semoga Peradah NTB dapat terus memberikan energi yang baik dan inovasi untuk kemajuan daerah terutama pada keluarga besar Kabupaten Lombok Tengah,” tandas Pathul.
Sementara itu, Ketua DPP Peradah NTB I Gede Purnama Mahendra Arta menekankan, betapa pentingnya pemuda Hindu mengambil peranan terhadap agenda pembangunan daerah. Karena itu, Ia meminta agar para kader Peradah dapat bersinergi dalam hal membangun bangsa ini, terutama yang berada di Provinsi NTB.
“Di era kemajuan zaman dimana adanya peralihan antara zaman digitalisasi yang saat ini masuk di zaman digitalisasi 4.0, kami berharap seluruh kader dapat beradaptasi dan memberikan sumbangsih bagi daerah, bangsa dan negara,” ucapnya.
Ia menuturkan, mental pemuda Hindu yang juga kader Peradah harus turut dibangun. Pemuda Hindu harus berkarakter Pancasila yang mengedepankan kepentingan bangsa.
Arta berpendapat, pemuda harus siap secara mental. Dengan demikian, kedepan pemuda Hindu yang bergabung di Peradah NTB merupakan pemimpin dalam pembangunan bangsa.
“Pemuda harus peka dan kritis dalam pembangunan bangsa. Kritis seorang pemuda Hindu lebih kepada kritis yang teoritis dan akademis. Inilah yang membedakan kritis pemuda Hindu harus ilmiah berdasarakan data dan analisis yang berdasar,” katanya.(*)