
JAKARTA, KANALINDONESIA.COM: Masih suasana Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021 diperingati 5 Juni lalu, Unilever Indonesia menggelar sebuah webinar yang bertujuan mendorong peran serta semua pihak, termasuk masyarakat untuk lebih aktif berbagi peran merestorasi ekosistem di daratan maupun di lautan dengan menjadi bagian dari #GenerasiPilahPlastik.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021 dengan tema “Ecosystem Restoration” bertujuan mendorong semua pihak terlibat dalam gerakan global untuk mencegah, menghentikan, dan merestorasi degradasi ekosistem demi masa depan yang berkelanjutan.
Di hari tersebut, dirilis ‘United Nations Decade on Ecosystem Restoration 2021-2030’, yang mencantumkan bahwa salah satu langkah penting untuk merestorasi ekosistem daratan maupun lautan adalah dengan menggalakkan pengumpulan dan pemilahan sampah rumah tangga sehingga tidak tercecer di lingkungan, serta upaya daur ulang plastik agar tidak berakhir di TPA.
Nyatanya, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, timbunan sampah tahun 2020 mencapai 67,8 juta ton, dimana 15%-nya terdiri dari sampah plastik. Dari jumlah ini, 88,17% sampah plastik masih diangkut ke TPA atau bahkan berserakan di lingkungan.
Nurdiana Darus, Head of Corporate Affairs and Sustainability Unilever Indonesia menyatakan, merujuk ke permasalahan tersebut dan sejalan dengan komitmen bahwa hingga tahun 2025 mendatang, pihaknya akan mengumpulkan sampah plastik lebih banyak dari yang diproduksi.
“Berkaitan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021, kami meluncurkan #GenerasiPilahPlastik. Melalui gerakan ini kami mengajak masyarakat untuk menjadi generasi yang lebih peduli lingkungan dan lebih bertanggung jawab terhadap kemasan yang mereka gunakan, terutama kemasan plastik. Hal ini sejalan dengan strategi bisnis global yang dinamakan ‘The Unilever Compass’ dimana Unilever berkomitmen untuk menumbuhkan bisnis yang berkelanjutan, bertanggung jawab dan memberikan manfaat pada sosial dan lingkungan,” ujar Nurdiana.
Ia menjelaskan, ajakan ini menjadi relevan mengingat tahap pengumpulan dan pengolahan sampah plastik adalah komponen penting dalam mengurangi beban sampah terhadap lingkungan sekaligus menciptakan ekonomi sirkular. Untuk itu, seluruh pihak memiliki peran masing-masing, termasuk Pemerintah, organisasi kemasyarakatan, konsumen, dan tentunya produsen.
Peranan penting produsen tertuang dalam Permen LHK no. 75 tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen yang meregulasi bagaimana setiap produsen sepatutnya memiliki road map yang jelas dan terukur dalam mendukung upaya pengumpulan dan daur ulang sampah, utamanya sampah plastik.
“Kami secara khusus menyusun road map yang telah diserahkan kepada pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI sebagai wujud Extended Stakeholder Responsibility Perusahaan.
Road map tersebut menegaskan komitmen kami yang telah sejak lama melakukan berbagai upaya dari hulu ke hilir untuk menangani permasalahan sampah terutama sampah plastik, termasuk mendukung Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah yang dicanangkan Pemerintah sejak 2019 lalu,” jelasnya.

Nurdiana menambahkan, #GenerasiPilahPlastik diharapkan dapat menjadi bagian dari komunikasi, informasi dan edukasi yang mendorong konsumen berbagi peran dengan menanamkan kesadaran bahwa memilah sampah plastik dari rumah merupakan hal yang mudah dan bermanfaat untuk diri sendiri, masyarakat maupun lingkungan.
“Dengan nilai dan kualitas yang meningkat, sampah plastik yang terpilah dan terkumpul dapat menjadi komoditi yang berguna, mendukung industri daur ulang, dan menegakkan ekonomi sirkular,” katanya.
Sementara itu, Agung Pujo Winarko, S.Si, M.Si selaku Kepala Bidang Peran Serta Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menanggapi, Dinas Lingkungan Hidup secara berkesinambungan mendorong berkembangnya pengelolaan persampahan, khususnya kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah yang partisipatif serta tridaya, yaitu lewat partisipasi masyarakat, peningkatan usaha swasta dan peningkatan kondisi lingkungan.
“Semoga ajakan #GenerasiPilahPlastik dapat membantu meningkatkan kualitas pemilahan sampah dari masyarakat sebagaimana diatur dalam Pergub 77 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Lingkup RW, sehingga semakin banyak sampah yang dapat dikelola dengan lebih baik lagi,” harap Agung.
Ditambahkan pula oleh sutradara film Dimas Djayadiningrat, bahwa sejak lama dirinya punya keresahan terhadap isu sampah yang saat ini cukup mengkhawatirkan. Karenanya, ia menggerakkan diri dan keluarga untuk lebih peduli terhadap lingkungan, salah satunya lewat manajemen sampah.
“Saya ingin melihat anak saya tumbuh besar dengan kepedulian nyata untuk lingkungan yang lestari dan bertanggung jawab di masa depan nanti. Untuk itu, saya mengajarkan keluarga rutin memilah sampah, menyetorkannya kepada pihak yang bertanggung jawab, hingga memanfaatkan sampah organik menjadi kompos. Sebagai #GenerasiPilahPlastik, saya mengajak masyarakat untuk kembali menempatkan plastik pada fungsinya sebagai benda yang bermanfaat; tidak lagi sebagai ancaman yang menjerat,” pungkas Dimas. @Rudi