MATARAM, KANALINDONESIA.COM: ESPE Syndicate kembali menggelar diskusi mingguan virtual. Kali ini mengangkat tema “Menggagas Pondok Isolasi Mandiri dan Gerakan Vaksinasi. Peran Organisasi Keagamaan Melawan Covid-19”.
Diskusi digelar pada Kamis (29/7/2021) petang. Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah menjadi pembicara utama. Hadir pula para tokoh lintas agama, akademisi, tenaga medis, dan para pemangku kepentingan dari beragam profesi.
Memberikan sambutan sebagai pembuka diskusi, Founder ESPE Syndicate Sirra Prayuna mengatakan, pihaknya memang menggagas diskusi ini sebagai bagian dari upaya memastikan sigeritas pemerintah daerah dengan para pemangku kepentingan yang ada di tengah situasi Covid-19 NTB yang terus naik.
“Pemerintah menyiapkan skema PPKM yang sebetulnya masih cukup baik. Namun, bagi sebagian masyarakat ini belum memiliki dampak,” kata Sirra.
Saat ini kata dia, perhatian ada pada sektor kesehatan dan ekonomi. Namun, tidak semua warga NTB saat ini merupakan kelas menengan sehingga manakala mereka terpapar Covid-19, banyak di antara mereka yang tidak bisa menjalankan isolasi mandiri secara memadai. Karena mereka yang terinfeksi Covid-19 butuh alat, butuh obat. Butuh asupan yang baik. Termasuk multivitamin.
“Karena itu, kita melihat di sini pentingnya peran organsiasi kemasyarakatan. Sehingga diskusi ini ingin sama-sama mencba memnggagas “Jihad Kemanusiaan” untuk membantu masyarakat terutama dalam hal menyiapkan fasilitas isolasi,” katanya.
Ahmad, Direktur Publik Institut yang memandu diskusi kemudian mempersilakan Wakil Gubernur Hj Sitti Rohmi Djalilah menyampaikan pemaparan. Orang nomor dua di NTB ini menegaskan, Covid-19 di NTB dalam keadaan terkendali.
“Kondisi NTB masih aman. Tapi dalam arti, kini kita berada pada titik waspada,” katanya.
Wagub menjelaskan, keterisian tempat tidur ruang perawatan intensif pasien Covid-19 di seluruh rumah sakit di Kota Mataram kini sudah mencapai 81 persen. Sementara kondisi lebih buruk lagi ada di Lombok Barat. Seluruh rumah sakit di Lobar ruang ICU pasien Covid-19 kini sudah terisi 90 persen.
Sementara untuk angka kematian, delapan daerah berada pada zona merah. Kondisi paling buruk ada di Lombok Tengah. Dengan angka kematian 5,3 persen dari seluruh penderita Covid-19 di daerah tersebut.
Wagub menjelaskan, di tengah kondisi seperti ini, NTB sedang tidak punya pilihan. NTB harus memutuskan untuk hidup aman tapi tetap produktif. Karena itu, mutlak bagi seluruh masyarakat di NTB untuk hidup dengan mengedepankan protokol kesehtan.
“Tidak ada pilihan lain. Kalau kita tidak menjalankan prokes, kita kolaps. Kita tidak bisa memilih,” tandas Wagub.
Memang kata dia, kondisi Covid-19 di saat NTB terkendali. Namun harus diakui, akhir-akhir ini jumlah kasus memang terus melonjak. Kemarin, kasus harian di NTB kembali di atas 200 orang.
Di sisi lain kata Wagub, angka kesembuhan di NTB juga terus menurun. Jika sebelumya angka kesembuhan di NTB berada di atas 90 persen. Maka kini kondisi angka kesembuhan berada pada posisi 85,6 persen.
Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya