Gunakan Sistem Irigasi Tetes, Petani Muda Desa Karangwungu Tanam Semangka

ARSO 27 Agu 2021 KANAL JATIM
Gunakan Sistem Irigasi Tetes, Petani Muda Desa Karangwungu Tanam Semangka

LAMONGAN, KANALINDONESIA.COM; Pada musim kemarau seperti sekarang ini, petani dituntut untuk berpikr inovatif dalam mengembangkan tanaman. Petani harus pandai memilih jenis tanaman untuk menghindari gagal panen akibat kurangnya air, seperti yang di lakukan anak-anak muda di Desa Karangwungu, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan yang menanam semangka jenis dragon ball, legit dan esteam madu.

Khoirul Anshori (30), salah satu pemuda yang menanam semangka mengatakan pada Kanalindonesia.com, untuk mengulang sukses pada tahun sebelumnya, pada tahun ini dia bersama teman-temannya mengembangkan tanaman semangka seluas satu hektar dengan menggunakan sistem irigasi tetes yang sangat cocok dan efisien karena lebih cepat dan mudah dirakit.

“Komponen utamanya adalah pipa paralon dengan dua ukuran yang berbeda. berdiameter lebih besar digunakan sebagai pipa utama, sementara yang lebih kecil digunakan sebagai pipa tetes. Pipa utama berfungsi sebagai pembagi air ke setiap pipa tetes. Pada pipa tetes diberi lubang-lubang untuk meneteskan air ke setiap tanaman dengan jarak sesuai jarak tanam,” terang Anshori yang juga ketua BUMDes setempat.

Untuk luas satu hekar hanya membutuhkan satu tenaga kerja dengan masa kerja hanya tiga jam untuk menyiram tanaman seluas satu hekar, prinsip dasar irigasi tetes adalah memompa air dan mengalirkannya ke tanaman dengan perantaraan pipa-pipa yang dibocorkan tergantung jarak tanam, penyiraman dengan sistem ini biasanya dilakukan dua kali sehari pagi dan petang selama 10 menit.

Sistem tekanan air rendah ini ‘menyampaikan’ air secara lambat dan akurat pada akar-akar tanaman, tetes demi tetes. Keuntungan sistem ini, diantaranya sedikit menggunakan air, air tidak terbuang percuma, dan penguapan bisa diminimalisir.

“Lokasi di sini merupakan rawa penampungan air hujan maupun luapan sungai Bengawan Solo, jadi kalau musim kemarau seperti ini kering tidak ada air. Petani sebelumnya kalau mau menyiram tanaman jagung, kedelai atau yang lain harus mengambil air cukup jauh,” papar alumni Unesa jurusan Biologi ini.

Anshori menambahkan, ketika menanam semangka pada tahun sebelumnya, dia bersama teman-temannya juga membuat kantung penampungan air dari terpal untuk digunakan menyiram semangka setiap harinya. Namun tahun ini mereka menggunakan terobosan baru dengan menggunakan sistem irigasi tetes yang mampu meringankan kerja mereka khususnya pengairan.

“Alhamdulillah, dengan sistem irigasi tetes hasil tanaman semangkanya sangat meningkat serta mampu membantu petani yang memiliki petak garapan yang berdekatan dengan kami hanya tinggal menyambungkan saja dengan pipa-pipa yang kami sediakan,” pungkasnya.(omdik/fer)