Sehari Mampu Kirim 20 Mobil Pickup Sayuran, Ini Keluhan Petani Desa Pedagangan, Gresik

Akulo 06 Sep 2021 KANAL JATIM

GRESIK, KANALINDONESIA.COM:  Salah satu desa di Gresik bagian selatan, dalam sehari mampu mensuplai sayur mayur ke sejumlah pasar yang ada di Sidoarjo, Gresik dan Mojokerto, jumlahnya sekitar 20 mobil pickup.

Desa penghasil sayur mayur itu adalah Desa Pedagangan Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Senin (6/9/2021)

Kendati, Kabupaten Gresik identik dengan daerah gersang, namun petani di desa itu kreatif. Karena tidak semua tanah bisa di tanami sayuran, terlebih di musim kemarau. Hamparan luas terlihat kering tidak ada tanamannya di musim kemarau.

Yang di gunakan adalah tanah bengkok alias Tanah Kas Desa (TKD), di sulap menjadi tanah yang produktif penghasil sayuran di kala musim kemarau dan musim penghujan.

Di daerah tersebut, sistem pertaniannya adalah sawah tadah hujan. Tidak ada irigasi khusus.

Kepada wartawan, Kepala Desa Pedagangan, Harun, mengatakan, di kala musim kemarau seperti sekarang ini semua petani sayuran pada mengeluh, terutama masalah pengairan, belum lagi hama tikus dan wereng yang menyerang tanaman.

“Keluhan petani di musim kemarau seperti sekarang ini adalah air, kami berharap ada bantuan sumur bor dari dinas terkait, untuk pengairan,” ucap Harun.

Pengairannya sementara, lanjut Harun, mengandalkan tadah hujan di kala musim penghujan. Yang menjadi polemik itu, di kala musim kemarau, swadaya warga untuk bikin sumur bor sendiri, sumur bor itu belum menjangkau untuk penyiraman tanaman,” lanjutnya.

Sumur bor swadaya warga itu, hanya sebesar pipa 2 dim, artinya kurang besar volumenya. Biaya pembuatan untuk satu titik sumur bor, butuh 3 juta rupiah.

“Untuk pembuatan satu titik sumur bor, biayanya 3 juta rupiah, itu untuk biaya pengeboran, belum lagi di tambah biaya pembelian mesin pumpa air dan selang penghubung, kalau di total semua, bisa menghabiskan puluhan juta,”sambung Harun.

Tarsan (55tahun) warga setempat, penggarap Tanah Kas Desa (TKD) itu juga mengaku kesulitan air di kala musim kemarau, harus pakai pumpa air berbahan bakar bensin untuk mengalirinya.

“Cos-nya tambah mas, jadi omsetnya sedikit berkurang, “keluhnya.

Hal serupa juga di katakan oleh Abdul Majid (57tahun), pihaknya berharap ada bantuan dari pemerintah untuk pengadaan pumpa pengairan sawah, dan penyuluhan dari dinas pertanian untuk menanggulangi hama wereng dan tikus yang selama ini menjadi momok mereka.

“Kami berharap ada bantuan sumur bor untuk pengairan,” keluhnya.

Kedepan, BUMdes Desa Pedagangan, akan memfasilitasi sarana dan prasarana untuk pengembangan bisnis supplier sayuran ini. Yang nantinya akan menyerap tenaga kerja, serta mendongkrak perekonomian masyarakat.

Untuk pembangunan sarana dan prasarana, Desa Pedagangan masih terkendala di anggaran.

“Menunggu anggaran dan bantuan dari pemerintah untuk merealisasikannya,” kata Harun.

Di Pedagangan, terhitung ada beberapa jenis sayur-sayuran yang di panen, antara lain, sawi, kangkung, bayam, daun singkong, daun pepaya, kacang panjang, kenikir, kemangi. (Irw)