Buka UKW, Bupati Magetan: Wartawan Menjadi Barometer dan Harus Profesional
MAGETAN, KANALINDONESIA.COM: Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kolaborasi dengan Ikatan Junalis Televisi Indonesia (IJTI) menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) di Magetan,yang dibuka langsung oleh Bupati Magetan Suprawoto, Sabtu(13/11/2021).
Peserta berasal dari berbagai kabupaten dan kota yang ada di Jawa Timur ini akan menjalani UKW dan UKJ selama dua hari dari Sabtu(13/11/2021) hingga Minggu(14/11/2021).
Dalam UKW dan UKJ dengan penguji dari Dewan Pers dan dihadiri pengurus PWI pusat dan pengurus IJTI pusat tersebut diawali dengan registrasi 54 peserta yang terdiri dari kelas muda dan madya.
“Diperlukan wartawan yang profesional. Melalui uji kompentensi seperti ini, diharapkan tidak memberatkan wartawan, sehingga di era digital dimana informasi diragukan kebenaranya, nantinya wartawanlah yang menjadi barometer,”ucap Bupati Magetan Suprawoto kepada sejumlah awak media usai acara pembukaan.
Puluhan wartawan yang berasal dari dua organiasasi kewartawanan tersebut dengan serius namun dalam tetap santai dan menerapkan protokol kesehatan dalam mengerjakan dan menyelesaikan mata uji yang diberikan oleh penguji dari Dewan Pers.
Disebutkan Suprawoto,‘ barometer yang benar ibarat timbangan yang ada metrologi, dan diuji kalibrasinya,”ucapnya.
Bupati Suprawoto menyampaikan ucapan terima kepada Dewan Pers, PWI dan IJTI yang telah mempercayakan Magetan sebagai tempat pelaksanaan UKW tahun ini.
Wartawan yang telah melalui proses Uji Kompetensi Wartawan (UKW), sebagai bagian dari profesi Jurnalis melakukan tugas Jurnalis secara profesional. Kompetensi wartawan perlu untuk membedakan wartawan yang benar-benar bekerja profesional dan oknum wartawan abal-abal, yang tidak bertanggungjawab yang ingin merusak dunia Pers yang memang tidak memiliki kompetensi sesuai standar wartawan yang sebenarnya. Karena dengan mengikuti UKW akan tahu bagaimana seharusnya menjadi wartawan yang professional.
Banyak di antara wartawan wartawan baru ini lebih memilih bekerja dengan jalan pintas yaitu tidak turun ke lapangan, tapi cukup menggunakan bahan-bahan dari publikasi media lain. Cara lain adalah sumber berita media sosial ataupun cara kloning.