Siswa SMP di Pemalang Mendapatkan Kekerasan dari Guru
PEMALANG, KANALINDONESIA.COM: Seorang siswa di salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri di Pemalang Kota mengaku telah mendapatkan perlakuan kekerasan dari salah satu oknum gurunya.
Sangatlah disayangkan karena guru menurut istilah kepanjangan dari digugu (jawa: dituruti red) dan ditiru, yang artinya segala tingkah laku seorang guru, terutama pada saat di lingkungan sekolahan, apalagi saat memberikan pelajaran kepada siswanya wajib memberi suri tauladan.
RZ mengaku mendapat perlakuan kekerasan dari salah satu oknum gurunya yang berinisial D yang mengajar mata pelajaran seni budaya karena tidak mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang diperintah oleh guru tersebut.
Ketika ditemui di kediaman rumah orang tuanya, Kelurahan Bojong Bata, Pemalang Kota, RZ tidak berangkat sekolah karena masih merasakan sakit di perutnya akibat terkena pukulan gurunya, di samping sistem bergantian masuk yang dijadwalkan pihak sekolah.
Sementara itu Cahyono ayah dari siswa RZ, mengatakan bahwasanya dirinya tidak terima dengan perlakuan oknum guru terhadap anaknya.
“Kejadiannya kemarin mas, pada Hari Selasa 25 Januari,” kata Cahyono mengawali cerita nya.
Dikatakanya,” saat pulang kerja, anak saya sudah pulang namun terlihat menangis. Kemudian saya tanya, yang dari pengakuan anak saya dia telah dipukul salah satu guru tempat anak saya menuntut ilmu. Bahkan semalaman anak saya terus menangis. Atas kejadian yang menimpa anak saya ini, jelas saya tidak terima,”kata Cahyono, sembari raut wajah terlihat memerah.
Keesokan harinya Cahyono, lantas mendatangi sekolahan dimana anaknya menuntut ilmu, untuk klarifikasi sekalian meminta pertanggungjawaban dari pihak sekolah.
Dijelaskan Cahyono, kedatanganya ditemui wali kelas Pungki Rudianto ,dan bagian kesiswaan Karana. Dari hasil pertemuan antar Cahyono dan pihak sekolahan masih belum ada titik temu penyelesaian, dikarenakan oknum guru yang dimaksud tidak masuk.
Dengan tidak berhasil ketemu oknum guru dimaksud, sebagai orang tua, Cahyono mengakumerasa kecewa.
“Saya minta segera dipanggil guru yang memukul anak saya, kepala sekolah belum bisa ditemui karena alasan rapat. Terkesan pihak sekolah kurang maksimal dalam memberi pelayanan aduan orang tua, seolah olah pihak sekolah melindunginya,” kata Cahyono.
Tak berselang lama kemudian kepala sekolah SMPN 3 Pemalang, Agus Susilo beserta staf kesiswaan Katana mendatangi rumah kediaman Cahyono dengan tujuan untuk meminta maaf.
“Saya Agus Susilo kepala sekolah SMPN 3 atas nama sekolah dan mohon maaf atas apa yang telah dilakukan saudara D, guru yang telah melakukan pemukulan kepada putra bapak,”ucapnya.
Agus berjanji, kedepan akan memantau kinerja guru-guru, agar jangan sampai kejadian ini terulang kembali.
Merekapun saling berjabat tangan sebagai pernyataan permintaan maaf dan Cahyono mengaku lega dengan itikad baik pihak sekolah. (Ragil74)