Dikeroyok Lima Orang di Depan Panti Pijat Kawasan Darmo Park Surabaya, Gembong Koma Sebulan
SURABAYA, KANALINDONESIA.COM: Francesco, Fernando, Habel, Join, Marco dan Clever Alvandy, terdakwa kasus pengeroyokan terhadap korban Gembong kembali jalani sidang di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Selasa (24/5/2022).
Seperti yang didakwakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ahmad Muzaki dari Kejari Surabaya bahwa kelima terdakwa melakukan pengeroyokan di depan rumah panti pijat di Komplek Ruko Darmo Park I Blok-5B Surabaya (depan Ruko 21).
Sidang lanjutan perkara tersebut kini digelar kembali di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, dengan agenda pemeriksaan lima orang saksi yang berada di tempat kejadian perkara beserta korban.
Dalam keterangannya, Gembong mengaku mengalami koma selama satu bulan dan tidak bekerja selama 3 bulan. Korban juga menyampaikan kepada majelis hakim yang diketuai Taufan Mandala mengalami patah tulang hidung.
“Saya tidak ada masalah dengan mereka sebelumnya. Tiba-tiba saya didekap dari belakang dan dikeroyok. Tulang hidung saya patah. Setelah itu tidak ingat apa-apa lagi,” terangnya saat dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ahmad Muzakki di PN Surabaya, Selasa (24/5).
Sueb, saksi kedua mengatakan saat itu dirinya yang berinisiatif untuk pijat. Untuk kejadian pengeroyokannya teman korban mengetahuinya. “Waktu itu saya pijat. Saya tidak tahu ada apa. Begitu saya keluar sudah lihat Gembong sudah jatuh tersungkur,” ucapnya.
Indah, pemilik tempat pijat tersebut menjelaskan awalnya rombongan terdakwa datang untuk mencari cewek pemijat. Dari rombongan yang datang hanya satu orang yang akan pijat.
“Saya tidak tahu ada ribut-ribut diluar. Masalahnya apa saya juga tidak tahu. Tetapi waktu saya keluar, sudah lihat Pak Gembong tergeletak dan terluka,” jelasnya.
Sementara itu Mujahidin, teman para terdakwa ketika giliran diperiksa menyampaikan awalnya mereka pergi ke tempat pijat bertujuh. Saat itu, terdakwa Clever yang berniat pijat, Join dan Fernando duduk di ruang tamu ruang pijat tersebut.
“Waktu itu bapak Gembong datang dalam kondisi mabuk. Nawar harga dengan suara keras. Lalu Fransisco dimasukkin kacang. Kemudian cekcok dengan Fernando. Dari 5 meter saya dengan suara ambruk. Saya tidak tahu itu siapa. Langsung saya pulang,” tandasnya. Ady