Petani Pemalang Kembali Menjerit

ARSO 26 Jun 2022

PEMALANG, KANALINDONESIA.COM: Sulitnya mendapatkan pupuk subsidi bagi para petani di Kabupaten Pemalang menambah permasalahan baru, disamping infrastruktur jalan bagi masyarakat yang belum kunjung terselesaikan. Mereka terpaksa menaikan ongkos bertaninya untuk menjaga tanaman padi tetap subur.

Disamping kelangkaan jatah pupuk Subsidi yang ditetapkan pemerintah juga banyak dikeluhkan para pahlawan pangan ini, kondisi tersebut disiasati dengan mengurangi jadwal pemupukan bagi tanamanya .

Salah satu petani padi di Desa Taman, Kecamatan Taman, Pemalang Ramidi (53) ketika ditemui awak media Sabtu (25/06/2022) kemarin. Mengaku saat ini tengah kesulitan, mendapatkan pupuk subsidi jenis urea dan NPK Phonska .

” Betul mas di sini lagi susah, mendapatkan pupuk walaupun pakai Kartu Tani tapi dari distributor agak sulit,” tuturnya.

Ramidi sendiri hanya mendapatkan jatah 33 kilogram pupuk subsidi, seharga Rp83 ribu untuk 2.500 meter persegi, atau seperempat hektar sawahnya jatah itu jauh dari kebutuhan pupuk normal.

“Normalnya seperempat hektar, diberi pemupukan 1 kwintal terpaksa beli pupuk non subsidi yang harganya lebih tinggi. Kalau merk MKP Rp125 ribu per 25 kilogram,” ungkapnya.

Masih menurut Ramidi dalam sekali tanam normalnya padi perlu dipupuk sebanyak 3 kali dalam waktu 90 hari.

Namun imbas dari kelangkaan dan minimnya jatah pupuk subsidi dirinya terpaksa hanya memupuk 2 kali dalam waktu 90 hari .

Dirinya mengakui tak masalah jika pemerintah mencabut pupuk subsidi, namun dirinya berharap, agar harga pupuk nantinya tetap stabil.

“Juga harus diimbangi dengan harga gabah biar kaya dulu waktu sebelum krisis moneter,” pintanya.

Ragil – 74.