Dibuka untuk Umum, Yuk Kunjungi Minha Jombang yang Menggambarkan Sejarah Islam Indonesia
JOMBANG, KANALINDONESIA.COM: Kabar baik datang dari keberadaan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari (Minha) di Kabupaten Jombang. Pasalnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) telah membuka untuk umum.
Pengelolaan museum yang diresmikan Presiden Jokowi pada 19 Desember 2018 silam, baru mengizinkan masyarakat umum untuk mengunjungi setelah ditutup selama pandemi Covid-19.
Asisten Edukator Minha Devan Firmansyah mengatakan bahwa, dibukanya museum 4 lantai ini sejak 10 Juni 2022 kemarin. Sehingga masyarakat kini bisa mengakses dan mengenal berbagai pelajaran tentang peradaban Islam di Indonesia.
“Ini sudah bukan uji coba lagi, melainkan dibuka untuk umum secara permanen. Untuk jadwal dibukanya setiap hari mas, tidak ada libur. Dibuka dari jam setengah sembilan pagi hingga ditutup sekitar pukul setengah empat sore,” ujar Devan kepada wartawan, Sabtu (23/7/2022).
Terkumpul ada 250 macam koleksi di dalam museum kawasan wisata religi Makam Gu Dur ini. Di lantai pertama Devan menyebut ada 120 koleksi masa pergerakan Nasional di Indonesia pada abad 17 hingga 19. Sisa koleksi berdasarkan lini masa peradaban lainnya, berada di lantai 2 dan lantai 3.
Meskipun telah dibuka secara umum, kata Devan pengunjung masih diperkenankan untuk mengakses kawasan museum di lantai pertama saja. Hal ini dikarenakan lantai dua dan lantai tiga masih ditutup.
“Jadi penataan koleksi di museum lantai 1 hingga 3 ini, menyesuaikan lini masa atau time line lah istilahnya. Tapi sementara ini yang ready cuma di lantai satu saja, lantai dua dan tiga ditutup karena masih penataan ruang dan koleksinya,” jelasnya saat ditemui di kawasan museum ini.
Mengetahui kondisi para pengunjung selama dibuka setelah pandemi ini, Devan menyebut antusias masyarakat berbagai kalangan setiap harinya masih tinggi. Tak hanya para pengunjung di daerah Jombang saja, melainkan meluas dari luar daerah juga bahkan ada yang berasal dari luar jawa.
“Alhamdulillah, antusias pengunjung luar biasa besar. Terbukti dari jumlah statistik pengunjung yang datang ke Museum ini ratusan. Itu setiap hari, ada pengunjung yang dari instansi pendidikan atau Pesantren di Jombang hingga pengunjung para ziarah yang datang dari Makam Gus Dur,” katanya.
Lanjut Devan membeberkan jika, para pengunjung tidak perlu khawatir untuk mengetahui keberadaan benda koleksi yang ada di dalam museum ini. Sebab, sudah tersedia pemandu gratis yang siap melayani dan menghantarkan hingga menjelaskan seputar keberadaan museum.
“Masuknya gratis dan di sini juga sudah tersedia guide secara gratis bagi pengunjung yang membutuhkan. Nanti para guider ini yang menghantarkan dan menjelaskan apa yang diperlukan daripada pengunjung selama berada di dalam kawasan Museum,” tandasnya.
Berada di museum yang berdiri di lahan milik Pemkab Jombang seluas 4,9 hektare ini, dari kawasan depan akan disuguhkan penampakan berbagai macam koleksi sejarah peradaban Islam di Indonesia. Cukup sejuk hawanya, sebab dari berbagai sudut ruangan Museum ini tersedia AC (Air Conditioner).
Sebelum memasuki ruangan yang luas, para pengunjung akan melewati dua ruangan. Diantaranya ruangan pertama yakni ruang KH Hasyim Asy’ari atau pendiri Nahdlatul Ulama dan ke dua ruang seni tradisi.
Setelah itu para pengunjung akan memasuki ruangan lantai pertama. Di sana kini terdapat 120 benda koleksi museum tentang jaringan keislaman di Nusantara yang membentang pada abad ke 11 sampai abad ke 19.
Pantauan di lokasi pada, Sabtu (23/7/2022) ini terdapat sekitar belasan pengunjung yang sedang berkunjung di Museum lantai pertama ini. Para pengunjung dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan santri hingga masyarakat umum berbagai daerah.
Salah satu pengunjung Saiful Nasikhin (20) mengaku, jauh-jauh dari Lamongan hanya untuk berziarah ke Makam Pahlawan KH Abdurrahman Wahid sembari mengunjungi Museum KH Hasyim Asy’ari ini. Dikatakannya, baru pertama kali bisa mengunjungi Museum setelah ditutup lantaran pandemi.
“Niat pertamanya tetap ziarah makam, kedua memang dari dulu pengen ke Museum KH Hasyim Asy’ari ini. Menurut saya sendiri tentang Museum ini yakni bagus dan bisa dijadikan tempat untuk menambah wawasan tentang sejarah peradaban Islam di Indonesia,” cetusnya saat ditemui di sela-sela memantau salah satu koleksi di Museum ini.
Melihat keberadaan sejumlah benda koleksi di Museum ini, diakui Saiful cukup informatif. Mengapa tidak dijelaskannya, bisa memahami betul peradaban Islam hanya dengan melihat dan membaca sekilas penjelasannya.
“Sangat informatif mas, tadi melihat di ruangan pendiri NU KH Hasyim Asy’ari juga. Dan di sini juga banyak benda koleksi yang sudah ada tulisan penjelasannya. Kalau yang paling menarik saya ketahui yaitu keberadaan prasasti – prasasti ini,” imbuhnya memungkasi.
Sekedar diketahui bahwa, bangunan 4 lantai Museum KH Hasyim Asy’ari ini dibangun sejak 2014 – 2017 silam. Anggaran dipakai dari Kemendikbud Ristek dengan jumlah senilai Rp 65 Miliar. Peresmiannya diresmikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo pada 2018 lalu.
Terdapat 4 lantai dalam bangunan luar dan menjular tinggi ini. Mengetahui fungsinya yakni di lantai pertama hingga ke tiga, difungsikan sebagai tempat berbagai benda koleksi peradaban Islam di Indonesia. Sementara di lantai empat dijadikan sebagai kantor.(Faiz)