Tasyakuran Pelantikan Kades Sedenganmijen Sidoarjo, Kades: Jiwa Pemaaf Adalah Tabiat Nabi Muhammad SAW
SIDOARJO, KANALINDONESIA.COM: Pelaksanaan Pilkades serentak tahun 2022 di Sidoarjo telah usai dilaksanakan, berjumlah 84 Kepala Desa definitif pun dilantik oleh Bupati Sidoarjo H.Muhdlor Ali, pada 26 Juli kemarin, di pendopo Delta Wibawa, Kantor Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Usai pelantikan digelar secara serentak di kabupaten, kini giliran Kades definitif ini mengucapkan rasa syukurnya sebagai Kepala Desa terpilih dengan menggelar berbagai acara, ada yang berefuria dengan menghadirkan hiburan orkes Melayu, dan perbagai pertunjukan serta tasyakuran.
Di Desa Sedenganmijen Kecamatan Krian, Sidoarjo, Kepala Desa terpilih, M. Hasanuddin, pihaknya mewujudkan rasa syukurnya itu dengan menggelar Istigosah akbar yang menghadirkan Kyai kondang yang masih belia, dari Jombang, Gus Izza Sadewa. Sabtu, malam (30/7/2022)
Sekilas Profil Gus Izza, nama lengkap, Muhammad Izza Sadewa lahir pada 28 April 2001. Ia merupakan putra bungsu Kiai Imron Jamil, pengasuh Ponpes Kiai Mojo, Jombang. Dalam riwayat pendidikan formalnya, Gus Izza memulai sekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bahrul Ulum Jombang. Saat masih di MI, ia nyantri di Ponpes Ngasinan Jember.
Ratusan warga Sedenganmijen, dibuatnya tercengang dengan tauziah yang di lontarkan dari atas panggung, malam itu, termasuk Kades terpilih M. Hasanuddin.
Sebelum kyai yang masih berumur 21 tahun itu naik ke panggung memberikan muqodimah pada khalayak, momen diisi oleh, Kades terpilih Hasanuddin.
Dihadapan ratusan warganya, ia melontarkan permintaan maaf, pada saat melalui tahapan Pilkades, diantaranya kampanye mencari pendukung kala itu, hingga pelaksanaan Pilkades berakhir, dan berlanjut pelantikan Kades terpilih.
“Mulai hari ini, tidak ada lagi blok-blokan antar pendukung, kebetulan saya yang di titipi amanah oleh Allah SWT, jadi semua warga statusnya sama, saya tidak akan membeda-bedakan, dari kubu mana dan kubu mana, atas nama keluarga besar saya, saya minta maaf sebesar-besarnya, begitu pun sebaliknya, sebelum panjenengan minta maaf pada kami, jauh-jauh hari kami sudah maafkan,”tandasnya di hadapan ratusan warga.
Pria lulusan sarjana agama tersebut, mengatakan,”yang terpenting mulai hari ini dan kedepan, ayo kita bareng-bareng membangun Sedanganmijen ini jauh lebih baik, terlebih jadi desa percontohan, tanpa dukungan penjenjangan sedoyo kami bukanlah apa-apa,”ucapnya.
Di detik-detik terakhir sambutannya, pria berperawakan langsing tersebut, sempat meneteskan air mata, dihadapan warganya, karena mengenang almarhum ayahnya, pihaknya menceritakan tentang perjalanan panjang ayahandanya untuk amarma’ruf nahi munkar di desanya. Mulai menyewa tempat untuk dijadikan tempat ibadah, mendirikan panti asuhan, yang diupayakan dengan serba pas-pasan.
“Sinten warga desa mriki asli, sing mboten tepang kyai Usman, saya kira semua warga sini kenal semua, Abah saya ini adalah termasuk awalul mu’minin di sini, perjuangannya untuk menghidupkan Islam kala itu sangat luar biasa, mulai menyewa tempat untuk didirikan musholla dan mengadopsi anak yatim, kala itu hanya 3 orang anak sekarang menjadi 70 anak,”ucapnya sambil meneteskan air mata.
“Termasuk pesan beliau pada saya, yang masih terngiang di telinga adalah, menjadi sosok yang bertabiat luhur yang bercermin pada Nabi Muhammad SAW,”pungkas Hasanuddin.(Irwan)