Sudah Hasil Survey Menyebut PPP di Jatim Tak di Minati Nahdliyin, Eh Ketum nya Didemo Disuruh Mundur pula!
SURABAYA KANALINDONESIA.COM – Akibat pernyataan Ketua Umum DPP Umum Suharso Monoarfa terkait amplop Kyai, yang menyinggung para santri, Kantor DPW PPP Jatim di Jalan Raya Kendangsari No 36, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Rabu (31/08/2022) digeruduk puluhan santri yang mengatasnamakan diri mereka Forum Silaturahmi Santri Kota
Mereka mengaku tersinggung dan menuntut Monoarfo mundur dari jabatannya.
MH Soleh selaku Koordinator Forum Komunikasi Santri Kota menyebutkan, ada sebanyak 48 santri maupun alumni santri dari berbagai pondok pesantren di Surabaya yang mengikuti aksi tersebut. Mereka melakukan aksi protes sembari membawa pamflet bertuliskan tuntutan meminta Ketua Umum PPP untuk
“Kami beri waktu 3 kali 24 jam dari sekarang, kepada DPW PPP Jatim untuk memberikan kejelasan atau tanggungjawab dari PPP Pusat atau PPP Jatim ini melayangkan surat secara resmi. Kalau tidak, maka kita akan ada aksi yang lebih besar lagi,” seru Soleh, saat ditemui usai orasi.
Menurutnya, ketegasan yang dimaksud adalah terealisainya tuntutan untuk turun atau mundurnya Suharso Monoarfa dari kursi Ketua Umum PPP. Menurut forum sntri, Suharso disebut tidak layak lagi memimpin partai berlogo Ka’bah ini. Statemen yang bersangkutan mengenai amplop kyai sangat menyakiti hati umat islam, khususnya para santri maupun alumni santri.
Dia menambahkan, statemen amplop kyai dari ketua umum PPP bertolak belakang dengan apa yang terjadi selama ini di dalam pondok pesantren. Sebab, di dalam pondok pesantren merupakan tempat para santri menimba ilmu, khususnya ilmu Islam.
“Nah, kita tidak terima oleh statemen seperti itu, kalau bagi kita, Suharso sebagai ketua umum partai tentunya mengetahui kalau korupsi itu adanya di DPR, bukan di (pondok) pesantren. Di sana (pondok pesantren) adanya transfer keilmuan yang terjadi. Kita tidak ingin masyarakat teracuni oleh fitnah yang dilakukan oleh Suharso Monoarfa,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris DPW PPP Jatim Ahmad Jazuli yang menerima rombongan aksi mengatakan bahwa DPW PPP Jatim sudah melayangkan surat protesnya melalui ketiga majelis. Di antaranya Majelis Pertimbangan, Majelis Syari’ah, dan Majelis Pakar DPW PPP Jatim. Pihaknya telah memberikan tekanan yang sama dengan yang disampaikan oleh Forum Silaturahmi Santi Kota.
“Surat yang dilayangkan DPW PPP Jatim ini sudah direspons oleh Majelis ditingkat DPP atau pusat. Kemudian, dilanjutkan DPP juga sudah melayangkan surat kepada Ketua Umum PPP untuk segera mundur. Untuk prosesnya, yang pasti sudah diatur di dalam aturan partai dan digodok di DPP,” ujarnya.
Akan tetapi, pihaknya menyebut dampak dari ‘amplop kyai’ di Jawa Timur sendiri tidak terlalu signifikan memberikan efek buruk. Bahkan, dirinya mengklaim banyak para alumni santri di Jawa Timur yang mendaftarkan diri sebagai anggota partai, hingga berminat menjadi calon anggota legislatif (Caleg) di Pemilu 2024 mendatang.
Di samping itu, Jazuli menjelaskan, dengan preseden buruk ini tentunya menjadi langkah tegas di internal partai untuk menegakkan aturan. Sehingga, momentum ini juga menjadikan pengurus DPW PPP Jatim untuk tetap berusaha sebaik mungkin untuk menjaga nama baik partai, lebihnya untuk membesarkan nama partai.
“Meskipun ini menjadi sedikit goyangan, tetapi ini tidak untuk melemahkan kita. Justru dari sini, kita akan lebih semangat dan optimis untuk mendulang suara-suara di pemilu nanti,” tuntasnya.
Dalam pantauan memorandum.co.id, di lokasi demo, terdapat puluhan pamflet yang bertuliskan aspirasi dan tuntutan, seperti ‘Suharso penyebar HOAX’, ‘Tangkap dan Adili Suharso’, ‘Penista Ulama itu Suharso’, ‘Korupsi itu di DPRD, bukan di Pesantren’, ‘Statement Suharso wujud nyata HOAX’, ‘Suharso Mundur dari jabatan Ketua Partai’, ‘Amplop Suharso di DPR’, ‘Suharso pelaku HOAX’ dan lain sebagainya.
Aksi demo tersebut dimulai pukul 14.00 berdurasi sekitar 30 menit. Massa aksi menggunakan toa atau pengeras suara dipimpin oleh MH Soleh sebagai orator aksi.
Dalam aksinya turut disertai sorakan-sorakan protes dari puluhan peserta aksi. Demo itu juga dikawal oleh jajaran kepolisian dari Polda Jatim, Polrestabes Surabaya, dan Polsek Tenggilis Mejoyo. Nang