Tambang Galian C Mulus, Tambang Emas Siap Digerus (bagian ke -satu)

Penulis : Hamzah Abdillah dan tim
TRENGGALEK, KANALINDONESIA.COM:
Miris memang kondisi yang terjadi di tengah masyarakat Kabupaten Trenggalek saat menghadapi keyakinan hati antara menerima lingkungan hutannya boleh ditambang emas ataupun tidak.
Sejak wacana munculnya proyek tambang bergulir di kisaran tahun 2008-2014 dengan keluarnya izin eksplorasi kepada pihak PT Sumber Mineral Nusantara (SMN), awal itu belumlah ada tanda – tanda gejolak masyarakat yang lingkungannya langsung berdekatan dengan lokasi, seperti sebagian wilayah di Kecamatan Kampak, kurang lebih 20 kilometer dari pusat kota, Kabupaten Trenggalek.
Namun kini menurut sumber yang digali penulis, izin eksploitasi sudah keluar dari pemerintah pusat dan langsung sebagian dari elen masyarakat menolak tambang emas di wilayah itu.
Bahroji ( 45), warga Desa Bogoran, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek menyatakan, pihaknya malah mendukung adanya tambang emas di lingkungannya.
“Saya justru mendukung dengan adanya pertambangan di wilayah Trenggalek, “ucapnya, sxaat ditemui media di rumahnya, Kampak, Sabtu, (10/9/2022).
Kepada penulis, pria yang krsehariannya bertani itu meminta syarat kepada pihak penambang apakah itu swasta ataupun perusahaan milik negara.
“Asalkan bisa dikelola sesuai prosedur yang berlaku berdasarkan perundang-undangan Negara Republik Indonesia,”ungkapnya.
Dengan adanya investasi tambangan, Bahroji berpendapat tentu akan membuka investasi-investari yang lain di Bumi Minal Sopal.
“Investasi itu selanjutnya akan membuka peluang tenaga kerja terbuka lebar,” dalihnya.
Pria paro baya itupun menjelaskan, sebenarnya saat ini warga sebagian besar semua tahu bagaimana kondisi ekonomi masyarakat pasca pandemi covid 19 sangat memprehatinkan.
Melihat kondisi tersebut, dirinya dan warga lain terketuk untuk ikut ambil bagian dalam menyikapi permasalahan.
“Salah satu potensi yang ada dan nyata di daerah kami adalah tambang emas, yang kebetulan telah dilakukan kajian dari sisi kelayakan berdasar hasil kajian (Exsplorsi) oleh PT SMN,”tuturnya.
Kalau hasil kajiannya bagus, dilanjutkan Bahroji mengapa itu tidak dimanfaatkan untuk kemaslahatan.
“Walaupun di satu sisi banyak penolakan sebenarnya banyak masyarakat khususnya di Kampak yang setuju,”jelasnya.
Terpantau penulis, saat berkunjung ke beberapa warga, kuhsusnya daerah terdampak langsung seperti Desa Karangrejo dan Desa Ngadimulyo hampir keseluruhannya setuju.
” Namun mereka engan menyuarakan dukungan terhadap penambangan.” Ya mungkin bisa jadi takut,”imbuh Bahroji.(bersambung)