Dugaan Rasis Yang Dilakukan Syamsul Rizal, Sejumlah Masa Duduki Polres Tidore
TIDORE KEPULAUAN, KANALINDONESIA.COM: Dugaan rasis yang dilakukan oleh salah satu bakal calon Wali Kota Tidore Kepulauan (Tikep) Muhammad Syamsul Rizal, sejumlah masa aksi menduduki Polres Kota Tidore Kepulauan (Tikep) Provinsi Maluku Utara (Malut), Senin (26/9/2022).
Masa yang menduduki Polres Tidore berasal dari masyarakat Daratan Oba, para kepala desa, perangkat desa, PNS dan honor Kota Tidore Kepulauan, OKP-OKP dan masyarakat di Pulau Tidore.
Titik kumpul masa di Pelabuhan Goto dan selanjutnya bertolak ke Polres Tidore.
Pantauan media ini, masa aksi dari Pulau Tidore menunggu masa aksi dari Daratan Oba, sambil menunggu masa aksi lainnya, terlihat beberapa orator mengungkapkan narasi tujuan aksi.
Aksi yang dilakukan di Polres Tidore karena dugaan pernyataan rasis yang dilakukan oleh bakal calon Wali Kota Tidore Kepulauan (Tikep) atas nama Muhammad Syamsul Rizal di Kelurahan Mareku pada, Jum’at (23/9/2022).
“Jadi mau kaco (buat rusuh), mau keto (mabo) dan lain-lain di Oba, mau kaco mau keto jangan di Tidore, mau keto dengan orang Sanger,” kata Samsul Rizal dalam video silaturahmi di Kelurahan Mareku pada, Jum’at (23/9/2022).
Camat Tidore Utara Ade Soninga dan sejumlah kepala desa (Kades) mengakatan, kegiatan ini atas dasar solidaritas forum lurah, forum kades dan kepedulian elemen masyarakat lainnya.
“Aksi ini tidak ada intendensi politik seperti yang dituduhkan segelintir, ini murni dasar kepedulian sesama, kita forum pimpinan tidak menginginkan daerah ini kacau karena rasis yang memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat kita, untuk itu hari ini kami lakukan aksi, demi menjaga persatuan dan kesatuan kelurahan/desa di Kota Tidore Kepulauan,” terang mereka
Salah satu Kepala Desa di Daratan Oba asli Sangir mengungkapkan bahwa, saya sangat kecewa dengan apa yang disampaikan oleh Syamsul Rizal.
“Saya orang Sangir asli,” ujarnya
Ia menegaskan bahwa, kami menolak kehadiran Syamsul Rizal di Daratan Oba, karena sudah menyakiti hati kami.
“Kami menolak kehadirannya di Daratan Oba, dan kami meminta kepada Polres Kota Tidore Kepulauan untuk segera memproses Syamsul Rizal. Rasis yang dia ungkapkan itu seakan tempat kami ini tempatnya maksiat,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, salah satu perwakilan tokoh agama dari Daratan Oba (pendeta) mengemukakan bahwa, kami hadir disini karena turut prihatin dengan apa yang terungkap.
“Kami berharap bahwa ungkapan-ungkapan yang telah terungkap, pada waktu silaturahmi di hari Jum’at, dan video itu beredar, kami sangat mencintai kedamaian, maka kami datang melaporkan ke Polres Kota Tidore Kepulauan,” katanya.
“Saya asli Manado Sulawesi Utara yang tinggal di Daratan Oba, yang tidak ada bedanya dengan orang Sangir, biar berbeda beda tetap kita satu,” ujarnya.
Aksi yang tergabung dalam Aliansi Anti Rasis itu, menuntut kepada pihak Polres Kota Tidore Kepulauan untuk memproses pernyataan rasis yang diungkapkan oleh Syamsul Rizal, yang dinilai memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat. (Iswan_KanalIndonesia.com).