Hasil Survey Hanya 30 %,  Khofifah Bukan Cagub yang Kuat, Kesempatan Para Ketua DPD Curi Hati Rakyat Maju Cagub

ANANG 07 Sep 2022 Daerah, KANAL JATIM

SURABAYA KANALINDONESIA.COM – Ada catatan menarik dari hasil survey para calon Gubernur Jatim yang dinilai layak maju bersaing di Pilgub 2024 mendatang, yang dilakukan oleh SSC atau Surabaya Survey Center. Nama Khofifah masih leading sebagai calon Gubernur dan Emil Dardak masih diminati sebagai calon wagub dengan prosentase pemilih tertinggi. Namun meski leading torehan angka pemilih Khofifah yang saat ini berposisi sebagai incumbent Gubernur Jatim dinilai perlu waspada, karena Ketua Muslimat ini ternyata hasil surveynya tidak sampai 40%. Artinya masyarakat Jatim masih belum puas puas amat dengan sosok Khofifah sebagai pemimpin di Jatim.
Direktur SSC Mochtar W Utomo menilai posisi Khofifah jika Pilkada digelar hari ini wajib kerja keras. Karena masih dalam posisi kritis.

“Kalau melihatnya pada posisi incumbent harusnya dia ada posisi diatas 40 %. Paling tidak 50 % Artinya masyarakat Jatim ini masih belum menetapkan pilihan, semisal yang kemarin memilih Gus Ipul, ini masih terus mencari cari siapa yang akan dipilih dalam pilgub nanti, yang lebih baik dari pada Bu Khofifah. Perlu diingat bahwa perbedaannya 11 persen lho,” ungkap Mochtar disela sela pemaparan hasil survey SSC bertajuk “Puputan Valentine 2024” di Narita Hotel beberapa waktu lalu.

Perolehan prosentase Khofifah yang tidak sampai 40% ini bisa jadi berkah bagi tokoh tokoh Jatim yang layak maju dalam Pilgub nanti. “Ini berkah bagi Jatim karena memberi peluang bagi tokoh lain seperti Emil Dardak, Anwar Sadad, Kusnadi atau Sarmuji yang dalam survey ini ada di medium class jika mereka melakukan kerja kerja politik. Mereka bisa jadi ancaman dan tantangan juga bagi Khofifah,” tambahnya.

Masih ada sisa keterbelahan pasca Pilgub 2018 lalu,

Dengan berkembangnya tehnologi informasi, masyarakat sudah mulai membentuk kelompok berdasar Kesukaan gaya hidup kebiasaan, berdasar tempat tinggal kedaerahan bukan lagi pola komunal. “Saat ini kan kayak Bu Khofifah mengandalkan politik komunal berbasis NU, berbasis muslimat bergeser ke politik teroterial, membangun pengembangan wilayah berdasar kabupaten, kecamatan, atau kelompok desa. Sudah berubah ke politik happytus yang berdasar pada Kesukaan gaya hidup kebiasaan, hobby, atau berdasar tempat tinggal,” Ungkapnya lagi.

Meski hanya memperoleh hasil survey hanya 30 % Mochtar menyebut Khofifah akan lebih mudah jika maju dalam kontestasi Capres. “Kalau lihat kondisi saat ini, Bu Khofifah malah sebenarnya lebih berpeluang dalam kontestasi pilpres. Sebab Bu Khofifah bisa jadi faktor pemenang, bagi siapapun capres nya. Sebab dia Gubenur Jatim, perempuan dan punya massa muslimat yang militan dan setia. ingat siapa yang menguasai Jatim dia pasti menang. Ini sudah dibuktikan dalam beberapa pilpres terakhir, “pungkasnya. nang