Program Kompor Listrik Gratis Kurang Pas, Proyek ini Hanya Membingungkan Masyarakat
SURABAYA KANALINDONESIA.COM – Gunjang ganjing terkait program kompor listrik nasional yang akan digelontorkan pemerintah menjadi perhatian banyak kalangan. Selain mendapat tanggapan negatif dari masyarakat bawah pengguna listrik 450 VA dan 900 VA karena program itu hanya akan menyengsarakan mereka, wakil rakyat yang ada di Gedung DPRD Jatim pun ikut bersuara. Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jatim Muhammad Fawait menyebut program ini telah membingungkan masyarakat.
“Kenapa disebut membingungkan karena disatu sisi pemerintah menaikkan BBM namun disatu sisi ada upaya mengganti gas ke listrik. Padahal untuk listrik itu sendiri yang bisa pakai kompor listrik adalah rumah-rumah yang daya listriknya tidak bisa memiliki daya diatas 900 VA. Padahal di Indonesia saat ini banyak orang miskin yang listriknya di level 450 sampai 900 VA,” jelas politisi yang akrab disapa Gus Fawait ini, senin (26/9/2022).
Politisis Asli Jember ini melihat program kompor listrik hanya akan membebani masyarakat miskin pasca naiknya harga BBM. “Masyarakat jadi bingung dan ini justru menjadi beban setelah adanya kenaikan BBM,” jelasnya.
Karenanya Gerindra, kata Gus Fawait, berharap kepada pemerintah untuk mengkaji ulang program ini dan tidak menambahi beban masyarakat dengan kebijakan-kebijakan yang menyulitkan. “Harus dikaji terlebih dahulu baik buruknya sebelum membuat kebijakan. Saya tahu niat baik pemerintah dan tentunya tidak mungkin membuat kebijakan yang menyengsarakan rakyat,” jelasnya.
Saat ini program kompor listrik sedng jadi kontroversi. Pemerintah kabarnya akan memberikan paket kompor listrik kepada 300.000 penerima. Adapun paket tersebut diberikan secara gratis sebagai implementasi dari program konversi kompor yang menggunakan elpiji 3 kg ke kompor listrik. Sekjen Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan, paket kompor listrik diberikan kepada masyarakat yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Satu paket terdiri dari kompor listrik dua tungku, satu alat masak, dan satu miniature circuit breaker atau MCB. Satu paket kompor listrik siap pakai itu nilainya seharga Rp 1,8 juta. “Rencananya tahun ini 300.000 (penerima). Jadi satu rumah itu dikasih satu paket, kompornya sendiri, alat masaknya sendiri, dana dayanya dinaikin,” ujar Rida saat di Jakarta beberapa waktu lalu.
Gus Fawait menegaskan, jangan sampai setelah kompor ini diberikan tidak terpakai malah hanya jadi barang pajangan karena mereka gak bisa membayar listrik yang justru mahal akibat kompor itu, “Jangan sampai, begitu dibagikan gratis, mereka malah kesusahan menggunakannnya karena pesoalan listrik itu sendiri,” pungkasnya. nang