Dinkes Tikep Gandeng Forum Linsek dan Lintas Program Galang Komitmen Tidore Bebas Frambusia
TIDORE KEPULAUAN, KANALINDONESIA.COM: Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Tidore Kepulauan (Tikep) melalui ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tidore Kepulauan (Tikep) menggandeng forum lintas sektor (Linsek) dan lintas program pada penggalangan komitmen menuju Kota Tidore kepulaun bebas Frambusia.
Kegiatan tersebut berlangsung di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kota Tidore Kepulauan (Tikep) Provinsi Maluku Utara (Malut), Jum’at (21/10/2022).
Eradikasi Frambusia merupakan upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menghilangkan frambusia secara permanen, sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat secara nasional.
Yang bertujuan untuk Indonesia dan dunia tanpa Frambusia, terhentinya penularan Frambusia di semua wilayah dan sertifikasi bebas Frambusia setiap kabupaten/kota yang sesuain dengan dasar hukum Undang-undang nomor 30 tahun 2009 tentang kesehatan, PMK No 8 tahun 2017 tentang eradikasi Frambusia dan Surat Edaran nomor : Hk.02.02 tahun 2020 tentang sertifikasi kab/kota bebas Frambusia bagi kabupaten/kota non endemis.
Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Taher Husain dalam arahannya menyampaikan bahwa, ini adalah program presiden, semua yang telah digambarkan pada rencana pembangunan nasional.
Kemudian menjadi target, Tidore bebas Frambusia pada tahun 2023 ini harus didukung bersama. Pemerintah daerah tetap akan konsisten dalam langkah-langkah koloborasi dan dukungan stekholder, sehingga sasaran dan targetnya bisa tercapai.
Taher juga menambahkan, sebagaimana visi-misi wali kota dan juga wakil wali kota, agar Tidore ke depan jauh lebih baik, maka ini menjadi bagian dari tanggung jawab bersama.
“Karena sudah eranya bangun kolaborasi, jadi segala kemudahan melalui tranformasi digital juga harus dimanfaatkan, agar seluruh target-target pencapaian visi-misi kepala daerah melalui lintas sektor ini, mudah-mudahan bisa terwujud, dan hal-hal mengenai permalasahnya bisa kita atasi,” kata Taher.
“Memang kalau satu dekade terakhir kaitannya dengan isu bakteri sudah tidak terdengar lagi mudah-mudahan, ini bisa kita jaga karena ini juga ada kaitannya dengan gaya hidup, pola hidup, kondisi ekonomi dan juga informasi dan tranformasi digital, maka kemudian masyarakat itu dengan sendirinya melakukan edukasi yang berkaitan dengan hal-hal kesahatan sehingga juga terbantu,” tutup Taher.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan Abdul Majid Do. M. Nur dalam laporannya mengatakan bahwa, forum ini diselenggrakan sebagai sebuah pra syarat mutlak, karena saat ini Kota Tidore sedang dinilai oleh provinsi maupun kementerian kesehatan dalam rangka mengejar dan menargetkan, agar Kota Tidore pada tahun 2023 bisa mendapatkan predikat secara nasional sebagai kota yang tidak memiliki kasus-kasus Frambusia.
Initinya, bahwa kasus Frambusia di Kota Tidore Kepulauan ini sudah sangat sedikit kasusnya, mudah-mudahan bisa nol atau hilang, sehingga kita layak untuk bisa menerima penghargaan secara nasional, maka penggalangan komitmen sebagai salah satu yang akan di nilai.
Dan perlu diketahui bersama bahwa, penggalangan komitmen ini memiliki point yang begitu tinggi. Mengingat kembali bahwa Kota Tidore sebelumnya telah mendapatkan dua penghargaan dari kementrian kesehatan secara nasional yaitu Kota Tidore bebas Malaria dan Kota Tidore bebas Filariasis atau Kaki Gajah,” jelas Abdul Majid.
Abdul majid juga berharap, semua lintas sektor yang diundang terdiri dari kementrian agama, dinas pendidikan, pemerintahan, dinas pemberdayaan masyarakat desa dan rumah sakit dapat menterjemahkan secara massif kepada sektornya masing-masing, mengenai eradikasi penyakit Frambusia ini.
Kegiatan diakhiri dengan penandatangan penggalangan komitemen dan foto bersama. (Iswan_KanalIndonesia.com)