Gegara Main Game, Pemuda ini Alami Kebutaan Permanen

ARSO 14 Okt 2022 KANAL JATENG

PEMALANG, KANALINDONESIA.COM: Gegara main game tanpa henti menggunakan handphone, Januari Ali alias Rahmad Hidayatullah(32) warga Kampung Kadu belang, Kecamatan/ Kabupaten Pandeglang, Banten, mengalami kebutaan permanen.

Diketahui permainan game merupakan satu aplikasi yang terdapat di dalam handphone yang sangat digandrungi oleh kebanyakan orang di mana saja.

Berbagai permainan mengasyikan orang tinggal mengklik maka berbagai menu permainan dapat dinikmati. Keasyikan bermain game di aplikasi android dapat membahayakan bagi para penggunanya.

Kebutaan permanen yang dialami Rahmad Hidayatullah itu terjadi pada tahun 2022 atau sepuluh tahun silam. Waktu itu dirinya masih bekerja di sebuah pabrik yang ada di Jakarta.

Rahmad begitu dia biasa dipanggil, saat ini berdomisili di Desa Pedurungan, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalan, Jawa tengah.

Bapak dua orang anak ini, menuturkan kisah pilunya kepada kanalindonesia.com saat bertemu di sebuah warung angkringan dekat kantor DPU Pemalang, Kamis(13/10/2022).

Sembari beristirahat sambil minum Rahmad mulai bertutur, “saat pertama kali mengalami kejadian itu pada tahun 2012. Saat itu sekitar bulan maret kalau ngga salah mas,” tuturnya.

Sambil sesekali menghisap rokok, Rahmad mengingat-ingat awal mula dirinya mulai merasakan penglihatanya berkurang.

“Karena libur ngga ada kerjaan saya di warnet main games selama empat hari, dalam kondisi gelap di ruangan Wwrnet, tiba – tiba pada hari ke-empat saat saya main game, mata saya gelap tidak bisa melihat, rasanya pandangan mutar semua, sambil sempoyongan akhirnya saya pulang ke rumah saya yang berada di Tegal Alur Jakarta,” kenangnya.

Keesokan harinya dengan diantar oleh temanya, dia memeriksakan matanya di rumah sakit Cengkareng, Jakarta barat.

Tapi sayangnya hasil pemeriksaan matanya sungguh mengagetkan dirinya, Dia mengalami kebutaan permanen sampai sekarang. Berbagai pengobatan telah ditempuhnya, akan tapi belum juga membuahkan hasil.

Kini Rahmad hanya bisa menyesali dirinya, akan tetapi dia tidak putus asa dalam mengarungi kehidupanya dan bertanggunag jawab sebagai kepala keluarga.

Bersama istri dan dua orang anaknya , kini dia tinggal di Pedurungan, Taman, Pemalang.

Untuk memenuhi kebutuhan nafkah keluarganya, setiap hari dia berjualan kerupuk goreng. Dengan berkeliling di jalanan diapun menjajakan dagangan kerupuknya.

‘Kalau lagi ramai saya dapat upah Rp100 ribu mas, kalau lagi sepi 60 ribuan, bahkan kadangkala ya ngga dapat duit sama sekali ” kata Rahmad.(Ragil74_kanalindonesia.com)