Pengungsi Tanah Retak Sawoo Was was, Tiap Hari Mendengar Suara Gemuruh
PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Suara gemuruh terdengar warga Desa Sriti, Kecamatan Sawoo, Ponorogo yang diduga berasal dari tanah perbukitan yang mengalami keretakan di atas tempat tinggal mereka.
Seperti halnya disampaikan Pariem (50) salah satu warga Sriti yang beberapa hari berada di tempat pengungsian di pasar desa setempat. Dirinya bersama 89 warga lainya mengaku setiap hari ketakutan ketika hujan turun.
Ketakutan pengungsi yang sudah 4 hari menempati 5 los pasar desa setempat, karena di bukit Dungembluk yang berada di atas pemukiman penduduk mengalami retakan sepanjang 80 meter lebih dan setiap hari rekahan ini bertambah lebar, dalam dan panjang jika hujan turun.
BPBD Ponorogo meminta warga mengungsi karena jika bukit itu longsor maka potensi material longsorannya cukup besar .
“Saya itu setiap hujan ketakutan karena selain banjir di dalam tanah terdengar gemuruh suara gluduk seperti suara pesawat terbang,“ kata Pariem.
Lebih lanjut Pariem menceritakan, pada saat hujan lebat mengguyur wilayah desanya 4 hari kemudian diikuti banjir dan longsor kecil-kecil di 8 titik.
Beberapa rumah mengalami retakan, infrastruktur jalan longsor dan bukit diatas rekahannya terus bertambah. Awalnya masyarakat mengungsi di masjid, namun karena masjid juga ikut kebanjiran maka oleh perangkat desa dibawa ke daerah yang lebih tinggi.
“Di pengungsian meski banyak teman dan lokasinnya di daerah lebih tinggi namun tetap khawatir mbak… yo masih bingung …. kapan bisa pulang ke rumah. Tapi kulo nggih matur sembah nuwun sama Bu Wabup yang sudah menengok dan berterima kasih kepada pemerintah dan para relawan yang membantu memelihara kami selama di pengungian,“ terang Pariem, Sabtu ( 22/10/ 2022).