Tanda Tanda “Kiamat” PPP di Pemilu 2024 Mulai Terlihat , Waspadalah !
SURABAYA KANALINDONESIA.COM – Posisi PPP makin tergeser di tepi jurang, jika tidak ada perubahan Partai Tertua yang masih eksis ini akan makin tak punya akar, dan bisa lenyap di 2024. Elektabilitasnya saja hanya 1,7 persen. Itu angka yang muncul dari hasil survei Litbang Kompas. Waspadalah! Waspadalah!
Kompetisi partai politik, terutama yang memiliki ceruk suara mirip, yaitu Muslim atau berbasis Islam harta bersaing sangat ketat. PPP misalnya, sepertinya makin tergerus. Maklum Partai berlambang Ka’bah ini harus bersaing dengan PKB, PAN, dan PKS. Bahkan Partai yang berlandaskan nasionalis pun juga telah mengambil ceruk yang sama. Lantas bagaimana peluang PPP setelah ini?
Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam mengusulkan, PPP harus menguatkan soliditas internalnya dan juga positioning agar mudah diingat pemilih sebagai partai ideologis.
“Basis pemilih ideologis ini harus diperkuat karena pada hakikatnya kekuatan PPP sebenarnya ada disitu jika ingin kompetitif,” katanya saat dikonfirmasi, Kamis (27/10/2022).
Surokim menegaskan bahwa PPP harus menguatkan modal yang sudah ada. Jangan tergesa-gesa untuk ekspansif, modal suara yang ada malah bisa modarrr, “Lebih baik memaintenance suara basisnya dengan penguatan soliditas internalnya. Jika soliditas ini sudah kuat baru bisa ekspansif. Dalam konteks politik selalu ada faktor makro, meso, dan mikro dan itu selalu menjadi faktor gabungan. Agar modal suara itu tidak hilang maka penguatan basis suara ideologis menjadi wajib,” Jlentrehnya.
Menurut Surokim, saat ini yang dibutuhkan PPP adalah fokus pada penguatan soliditasnya dengan menambah penguatan citra udara yang baik.
“Menurut saya, sepanjang PPP masih konsisten membersamai, melayani, melindungi dan mensejahterahkan basis konstituennya saya pikir PPP masih mungkin bisa bertahan. Asal upaya itu sungguh-sungguh, fokus dan disertai ikhtiar ekstra semua elemen,” sarannya.
Dari penilaian Surokim, Langkah PPP yang mencolok sebenarnya adalah terlalu ekapansif sehingga suara tergerus dari partai lain. “Hal itu yang membuat PPP harus benar-benar usaha ekstra kembali mendekati konstituennya. Jangan kelewat ekspansif,” pungkasnya.
Hasil survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan elektabilitas PPP berada di titik menyedihkan. Dibanding PDIP, Gerindra, dan Demokrat di posisi tiga teratas dengan perolehan angka dua digit, PPP hanya memperoleh elektabilitas 1,7 persen. Nang






















