JAKARTA, KANALINDONESIA.COM: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam tiga tahun terakhir menyebut sudah 25 hakim terjerat kasus korupsi. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nawawi Pomolango pada saat mengikuti kegiatan public campaign bertajuk ‘Peran Ditjen Badilmiltun dalam Menjaga Integritas Aparatur di Lingkungan Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara di Jakarta, Sabtu(05/11/2022).
Kegiatan yang dihadiri oleh para hakim tersebut menyebut hakim merupakan aparat penegak hukum yang paling banyak terjerat kasus korupsi.
“Dalam catatan kami, per Oktober 2022, hakim sebagai bagian dari aparat penegak hukum (APH) paling banyak terjerat korupsi, jumlahnya mencapai 25 orang. Sedangkan jaksa ada 11 orang, polisi tiga orang,” ujar Nawawi dalam keterangan resmi KPK, Sabtu (05/11/2022).
Nawasi menduga kondisi tersebut karena profesi hakim paling rentan terlibat tindak pidana korupsi. “Lebih tinggi dari laporan korupsi dari Kejaksaan maupun kepolisian,” kata dia.
Sebagai pimpinan KPK berlatar belakang sebagai hakim, Nawawi mengingatkan kembali kepada rekan-rekannya untuk memegang teguh nilai-nilai integritas. Terutama saat menjalankan tugas mengadili suatu perkara.
“Karena sudah sangat banyak yang dilakukan MA cegah korupsi peradilan, dibangun sedemikian rupa. Tapi, mau sebagus apapun sistemnya, kalau integritasnya kurang, maka tidak bisa kita harapkan. Akan berusaha cari ruang untuk korupsi. Maka dari itu, KPK ingatkan bapak dan ibu untuk selalu menjaga integritas,” kata dia.
Dalam kesempatan ini, Nawawi juga berharap agar Badan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara (Badilmiltun), Badan Pengawas (Bawas) MA, serta satuan kerja tiap pengadilan terus melakukan upaya-upaya pengawasan. Harapannya, lembaga peradilan kembali mendapat kepercayaan publik.
“Kita mungkin ingat korupsi yang menjerat Hakim Agung, ada kekecewaan yang mendalam, apa yang sudah dibangun sedemikian rupa, seperti terhempas begitu saja. Karenanya, untuk cegah jangan sampai terjadi, menjaga integritas itu selain harus terus ditanamkan dalam diri, tapi dari lingkungan sekelilingnya,” jelas Nawawi.
Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com