TIDORE, KANALINDONESIA.COM: Kemajuan kebudayaan daerah, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tidore menggelar Sarasehan Sejarah Budaya.
Kegiatan tersebut mengangkat tema “Maluku Prasejarah, Migrasi dan Rempah Membaca Identitas Budaya Maluku Kie Raha”.
Sarasehan Sejarah Budaya berlangsung di Aula Mole Majimo SMA N 1 Tidore Kepulauan (Tikep) Provinsi Maluku Utara (Malut), Senin ( 28/11/2022).
Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Yakub Husain mengatakan Maluku Utara adalah sebuah kawasan titik temu dan perkenalan nusantara dengan dunia luar bermula.
Perkenalan Indonesia dengan manca negara berawal dari pulau-pulau penghasil rempah-rempah ini.
Perdagangan rempah-rempah tercatat sejak abad ke-7 periode Dinasti T’ang (618-907 M) di Cina.
Bahkan sebelum era kristus. Perdagangan ini dengan sendirinya membuka jalur perjalanan ke Maluku.
Momentum strategis sarasehan ini dalam nuansa pelaksanaan rangkaian acara Sail Tidore 2022.
Artinya, penting untuk terus memperbincangkan visi budaya kota ini pasca sail, dalam diskursus sebagai kota warisan dunia, perekat bangsa-bangsa
Yakub Husain berharap kegiatan bisa melahirkan konsensus dan rekomendasi untuk membangun visi bersama.
Memberikan arah dalam menyusun rodmep rencana kerja, bersama para pihak dalam rangka usaha kemajuan kebudayaan daerah.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tidore Ade Soleman mengungkapkan, tujuan dari kegiatan sarasehan ini untuk mendukung upaya pemajuan kebudayaan daerah.
Sebagaimana amanat undang-undang Pemajuan Kebudayaan dan Perda Nomor 7 Tahun 2017 tentang pengakuan dan perlindungan adat istiadat dan budaya masyarakat hukum adat Kesultanan Tidore.
Peserta 30 orang, terdiri dari pimpinan dan anggota DPRD, OPD terkait, tokoh adat dan budaya, akademis serta pihak terkait.
Narasumber dari antropolog dan pengajar S3 Universitas Hasanuddin Makasar, Tasrifin Tahara.
Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan Maritimdan Budaya Berkelanjutan (BRIN) Safruddin Mansyur. (Iswan_KanalIndonesia.com)