Manfaatkan Sawah Budidaya Bunga Asoka, Warga Jombang Cuan Puluhan Juta

ARSO 01 Nov 2022 Eksbis, KANAL FEATURED, Lifetrend

JOMBANG, KANALINDONESIA.COM: Lahan sawah yang biasanya lekat dengan pemanfaatan kegiatan pertanian pangan, kini bisa dimanfaatkan untuk budidaya bunga yang menghasilkan cuan. Di tangan Abdul Syukur warga Dusun Payaksantren, Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro lahan sawah jadi penghasil cuan dari budidaya bunga Asoka.

Diatas lahan seluas kurang lebih 2.000 meter persegi aneka bunga warna warni mencolok mata. Pasalnya, sekitar lokasi tampak tanaman pangan seperti padi, jagung, sayur-mayur aneka jenis.

“Saya ubah sawah ini sejak tahun 2010 lalu,” kata Syukur saat dijumpai wartawan di sela-sela menata rumpun-rumpun bunga, senin (31/10/2022) kemarin.

Menurut Syukur, inspirasi menanam bunga Asoka berawal dari minimnya hasil dari sawah untuk tanaman palawija. Sementara, untuk biaya produksi, mulai dari bibit, pemupukan sampai perawatan terlalu tinggi.

“Dulu hasil panen saya kurang saat menanam palawija. Ongkos tanam mahal hasilnya kurang maksimal,” terang bapak dua anak ini.

Berbekal pengalaman pernah membuat usaha budidaya bunga Asoka, dirinya memberanikan mengubah bertani palawija ke budidaya bunga Asoka.

“Jadi saya memilih bunga asoka ini. Karena memang perawatannya juga mudah,” ungkap pria asal kota Bati, Malang itu.

Dijelaskan Syukur untuk budidaya bunga Asoka tidaklah terlalu sulit. Indukan bunga Asoka dipotong batang, kemudian bibit ditaruh dalam polybag hingga bersemi. Bahkan, pupuk yang digunakan hanya menggunakan pupuk kandang alami ditambah dengan NPK sedikit. Tidak butuh perawatan khusus, bunga dengan nama ilmiah Saraca Asoka cukup kuat terhadap cuaca apapun dan tahan terhadap penyakit.

“Setelah usia 4 bulan baru bisa dijual, Intinya sangat mudah merawat bunga asoka ini,” jelasnya.

Untuk harga jual sendiri pembeli tidak merogoh kocek yang terlalu dalam. Untuk harga satu polybag, Syukur hanya menjual Rp 2.500 hingga Rp 3 ribu. Untuk pembeli sudah banyak, ad dari Surabaya, Kediri dan paling jauh dari Kalimantan. Dalam satu bulan, dirinya berhasil meraup pundi-pundi rupiah sebesar Rp 10 juta.

“Alhamdullilah lebih menguntungkan menamam bunga dibandingkan palawija,” pungkasnya.