Ketua PBNU Alisa Wakhid, Apresiasi Suksesnya Pelaksanaan Harlah yang ke 100 Tahun di Sidoarjo
SIDOARJO, KANALINDONESIA.COM : Pasca puncak peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama yang ke 100 tahun, yang digelar di GOR Gelora Delta, Sidoarjo, Jatim, pada 7/2/2023 waktu lalu. Apresiasi dari petinggi NU pun mengalir kepada pemerintah daerah Sidoarjo, khususnya Bupati Ahmad Mudhlor Ali.
Momentum Sidoarjo menjadi tuan rumah Harlah NU yang ke 100 ini, mengukir sejarah sepanjang masa, dimana masa NU atau Nahdliyyin sekitar 4,5 juta orang dari seluruh pelosok negeri, hadir memadati GOR Gelora Delta, Sidoarjo.
Seketika itu, kota Sidoarjo menjadi hijau, dengan banyaknya Nahdliyyin. Persiapan tempat dan segala fasilitas pun jauh-jauh hari pun telah dipersiapkan dengan matang oleh Forkopimda Sidoarjo. , Jum’at (10/2/2023).
Secara khusus, Alissa Qotrunnada Wahid, salah satu jajaran ketua tanfidziyah PBNU mengucapkan terima kasih mendalam kepada bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, atas perannya menjadi tuan rumah yang baik bagi jutaan warga NU yang hadir. Gus Muhdlor dinilai sukses melayani dan membuat nyaman nahdliyyin yang hadir ke peringatan satu abad NU. Sebagai tuan rumah, Sidoarjo dinilai bisa memberikan pelayanan dan dukungan untuk suksesnya momentum bersejarah NU, sebagai organisasi Islam terbesar di dunia.
Dalam peringatan 1 abad NU, Sidoarjo memberi ruang yang luas agar Nahdlatul Ulama bisa menunjukkan karakter kuatnya, sebagai organisasi Islam moderat dan multikultural, kepada masyarakat Indonesia dan dunia. Hal itu salah satunya dengan mendukung suksesnya karnaval budaya nusantara.
“Budaya dan seni menjadi salah satu jalan dakwah para Kyai di Nahdlatul Ulama” ujar Alissa Wahid. “Maka kita harus tetap melestarikan budaya Nusantara, yang sesuai dengan kaidah dan norma kemanusiaan. Sebagai jalan dakwah bagi para Ulama,” tambah putri sulung Presiden ke empat Indonesia, Abdurrahman Wahid sesaat sebelum melepas karnaval budaya nusantara di Alun-alun.
Memasuki abad kedua Nahdlatul Ulama, warga Nahdliyyin diharapkan mampu menjadi pioner di masyarakat dalam melaksanakan ajaran agama yang penuh kasih sayang dan kedamaian. “Warga Nahdliyyin diharapkan bisa terus berpegang kepada prinsip dasar NU, yang tetap melestarikan budaya yang baik dan tidak alergi terhadap perubahan,” pungkas Alissa Wahid.(Irwan_kanalindonesia.com)















