PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Menjadi qori sekaligus hafidz bukanlah perkara mudah. Namun tidak dengan remaja satu ini, Hasan Ghulam Zakia, siswa kelas 8 SMP Ma’arif I Ponorogo.
Di usianya yang masih belia, remaja 13 tahun asal Desa Nglengkong, Sukorejo Ponorogo ini sudah memiliki dua ketrampilan itu sekaligus. Mampu menjadi qori’ dengan suara merdu serta hafal alquran 25 juz.
“Saya ingin mumtaz 30 juz tahun ini. Seminggu target lima halaman, setor ke pembina, menyesuiakan jadwal pembina,” tutur Hasan Ghulam Zakia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal itu ia sampaikan saat ditemui kanalindonesia.com di sekolahnya, SMP Ma’arif 1 Ponorogo, Jalan Bathoro Katong 13 Ponorogo.
Prestasinya pun membuat sekolah, pembina dan guru-gurunya bangga. Lebih dari lima capaian berhasil diraihnya satu tahun belakangan. Diantaranya Juara 1 juz Tilawah MHQ (Musabaqoh Hifdhil Qur’an) yang diselenggarakan LPTQ Kabupaten Ponorogo tahun 2022; Juara 3 MTQ kategori putra SMA Muhammadiyah Ponorogo, 20 Maret 2022; Juara 3 MTQ yang diselenggatakan SMAN 2 Ponorogo, 19 Maret 2022; Juara 1 tahfidz 1 juz tilawah, MTQ tingkat Kabupaten Ponorogo, 27 September 2022; Juara 1 pentas MTQ jenjang SMP Dinas Pendidikan Kabupten Ponorogo, tanggal 22 Oktober 2022.
Remaja yang duduk di kelas 8 SMP Ma’arif 1 Ponorogo ini menuturkan, menjadi qori dan hafidz adalah tekat pribadi.
” Dari pribadi. Diawali dari MI Al Kautsar dan dilanjutkan di SMP ini,”ucapnya.
Sementara itu salah seorang pembina Hasan Ghulam Azkia menjelaskan, Hasan adalah siswa kelas pesantren dan ekskul qori di sekolah tersebut.
“Qori merupakan kurikulum kelas khusus pesantren, sedang hafidz adalah ekskul,” tutur pria ramah senyum ini.
“Masa depan Hasan Masih panjang,” ucapnya kepada kanalindonesia.com saat ditemui di ruang kesiswaan SMP Maarif I Ponorogo.
Sementara itu, Kepala SMP Ma’arif I Ponorogo Miswanto, S.Pd, menerangkan dirinya mendukung prestasi Hasan.
“Kami membuka kelas pesantren, yang baru berjalan dua tahun ini, untuk menampung anak berbakat seperti Hasan,” imbuhnya.
Dengan tekat pribadi yang kuat dan dukungan program kelas pesantren hafalan Hasan pun mencapai 25 juz. 20 juz mumtaz ditambah 5 juz sedang proses ujian dan pengambilan ijazah dari penbimbing ekstra kurikuler SMP Maarif I Ponorogo.
SMP Maarif I Ponorogo pun mengapresiasi prestasi Hasan. Sekolah membebaskan biaya SPP selama satu tahun dan memberi penghargaan lain bagi siswa pemalu tersebut.
Menjadi qori’ dan hafidz tidak membuat Hasan susah membagi waktu. Prestasi belajarnya tetap bagus. Ia pun menuturkan masih sempat main PS, game kegemarannya.
“Hobby saya main PS dan Makanan favorit mie ayam,” ia mengakhiri wawancara dengan wartawan kanalindonesia.com.(Aring_Kanalindonesia.com)
