Masjid Kecil Donopuro, Salah Satu yang Tertua di Ponorogo Berusia 423 Tahun
PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Selain Makam Bathoro Katong, Ponorogo memiliki sejumlah peninggalan sejarah yang unik lainnya. Salah satunya Masjid Baiturahman, atau biasa dipanggil masyarakat Masjid Donopuro, di Desa Dukuh Setono, Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.
Masjid kecil ini telah berdiri sejak tahun1600 M, di sisi barat desa, di pinggir Sungai Keyang, Dukuh Setono, Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo. Kurang lebih 10 kilometer arah tenggara dari ibu kota Kabupaten Ponorogo.
Dikelilingi pemandangan asri di sekitarnya, masjid mungil ini masih digunakan warga sekitar untuk beribadah. Sholat Jamaah dan beberapa akttivitas agama islam yang lain. Tampak beberapa pedagang beristirahat ketika wartawan kanalindonesia.com mengunjungi masjid ini.
Masjid dengan kuburan kuno di belakangnya ini, berukuran cukup mungil bila dibanding masjid jaman sekarang di Kabupaten Ponorogo. Panjang dan lebarnya tak lebih dari 8 kali 6 meter.
Bangunannya didominasi cat warna putih dan biru muda. Sebuah bedug hadir melengkapi, ditaruh di sisi kanan beranda masjid kecil dan tua ini.
Menurut catatan yang ditemui di pagar masjid, masjid ini dibangun oleh Kyai Donopuro, bersama dua adiknya, Kyai Noyopuro dan Nyai Wongsopuro. Tiga bersaudara keturunan Pangeran Sumendhe. Tidak didapatkan keterangan bagaimana ketiga bersaudara ini sampai wilayah Ponorogo, empat abad lalu.
Justru informasi mengenai Pangeran Sumendhe mudah didapatkan. Website my-dock.blogspot.com misalnya memaparkan Pageran Sumendhe adalah keturunan Sunan Bayat, tokoh agama dari Jawa tengah, jaman dulu.
Pangeran Sumendhe adalah anak dari Muhammad Hidayatulloh alias Sunan Pandanarang II alias Sunan Tembayat, dari Kecamatan Mbayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Saat ini makam tokoh agama dari Jawa Tengah ini dapat ditemui di Kecamatan Mbayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Makamnya masih ramai dikunjungi oleh masyarakat.
Kyai Donopuro adalah putra dari Prabu Ratmojo putra dari Pangeran Kabu putra dari Pangeran Sumendhe. Dengan demikan Kyai Donopuro adalah cicit dari Pangeran Sumendhe, dan trah dari Sunan Mbayat, Klaten Jawa Tengah.
Cerita sejarah penyebaran islam di Ponorogo ternyata tidak hanya didominasi Bathoro Katong dan Kyai Khasan Besari. Cerita Kyai Donopuro pun layak didengar.
Apalagi tokoh tersebut meninggalkan bukti sejarah, berupa masjid kecil berusia 423 tahun lebih yang masih digunakan sampai sekarang. Penelitian lebih lanjut layak dilakukan sejarawan, pemerintah, dan semua pihak agar dipereloh informasi yang lebih dalam.(Aring_kanalindonesia.com)