Safari Anies di Madura Ditolak Taretan Aswaja Madura Bersatu Anti Radikalisme

ARSO 17 Mar 2023 KANAL JATIM

MADURA, KANALINDONESIA.COM: Rencana safari Anies Rasyid Baswedan (ABW) ke Madura, Jawa Timur mendapat reaksi penolakan dari kelompok masyarakat yang mengatasnamakan dirinya Taretan Aswaja Madura Bersatu Anti Radikalisme (TAMBAR).

TAMBAR menolak safari Anies di Madura dengan memasang banner di sejumlah titik di Madura. Beberapa di antaranya dipasang di jalan akses Suramadu, traffic light atau pertigaan Tangkel, masih ada beberapa titik lainnya di Kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.

Banner tersebut berisikan ajakan kepada masyarakat Madura untuk menolak Anis, dimana dalam banner itu juga terpampang gambar wajah Anies.

Dikonfirmasi secara langsung terhadap ketua TAMBAR, Andrian Syahroni menyatakan, “secara tegas kami pengawal Aswaja yang tergabung dalam TAMBAR menolak Anies, karena kami sebagai Aswaja Madura sangat tegas menolak politik identitas, radikalisme dan terorisme,” ucapnya. Kamis, (16/3/2023).

Roni menambahkan, “TAMBAR tidak ingin Anies dalam safarinya menggunakan politik identitas dengan kedok agama dan mengangkat misi khilafah yang identik dengan radikalisme, bahkan politik identitas ini pernah dibawanya pada saat Pilkada DKI 2017 silam,”tuturnya.

“Kami sebagai warga Madura tidak ingin terkontaminasi dengan adanya politik identitas yang dilakukan Anies karena hal ini akan mencoreng demokrasi,” tegasnya.

“Apabila politik identitas dibiarkan menyebar, maka masyarakat Indonesia terutama Madura bersiap akan terpeah belah. Dimana sangat nampak bahwa ambisi politik Anies menghalalkan segala cara dengan membawa kedok agama untuk dijadikan sebagai identitas dalam berpolitik,” paparnya.

Lebih lanjut disampaikanya,” selain itu juga, Anies melanggar aturan KPU karena saat ini belum masuk masa kampanye bahkan Anies belum resmi terdaftar di KPU sebagai Capres 2024 yang direkomendasikan oleh koalisi partai yang mendukungnya, namun Anies telah mencuri start kampanye,” urainya.

Menurut Roni, sangat disayangkan spanduk yang dipasangnya beberapa sudah dilepas. Padahal penolakan melalui banner tersebut merupakan aspirasinya dan warga Madura yang ingin mengedukasi tentang bahaya politik identitas di saat sebelum memasuki masa kampanye, bahkan dituding provokatif.

“Kami memasang banner tersebut hari Rabu malam (14/3), akan tetapi terdapat beberapa banner yang sudah dilepas,” jelasnya.

“Kami hanya menolak, kami tidak mengganggu Anies, bahkan kami tidak menghentikan atau membubarkan kegiatan Anies, apalagi persekusi dan melakukan aksi kriminal atau anarkis kepada Anies, itu sangat tidak mungkin, kami adalah warga negara yang baik, jadi kami menggunakan cara ini untuk menyampaikan aspirasi kami,” sambungnya.

“Aswaja sangat menghargai dan menghormati perbedaan prinsip, namun apabila aspirasi melalui banner dilepas, maka sangat jelas mereka anti demokrasi dan sangat nampak demokrasi di Indonesia akan dibawa kemana oleh Anies,” lanjutnya.

Hal itu menurut Roni yang membuat Anies Baswedan mendapatkan penolakan di beberapa daerah, sehingga menurutnya sangat wajar apabila ada penolakan di Madura. (ren/ari)