SURABAYA, KANALINDONESIA.COM: Program Studi (Prodi) Sastra Jepang Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) menggelar workshop pelatihan pembuatan Sushi dan Onigiri, Sabtu (6/5) kemarin. Dalam gelaran pelatihan dibimbing Sensei Michiko Oeripan dan pakar Sushi dan Onigiri, yakni Sensei Listyaningsih.
Selain itu, gelaran ini juga terbuka untuk umum. Hampir 80 peserta siswa SMA, SMK dan MA se Sidoarjo dan Surabaya, serta masyarakat umum terlihat nampak di dalamnya.
Dalam sambutannya Dekan fakultas Sastra Unitomo Cicilia Tanri Suryawati menjelaskan latar belakang kegiatan ini, karena banyak permintaan dari beberapa sekolah binaan prodi Sastra Jepang Unitomo yang tertarik dilatih membuat jajanan khas Jepang ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Bahkan peserta sampai kami batasi. Karena tingginya animo siswa yang mendaftar pelatihan ini. Kedepan akan kami gelar pelatihan Batch #2,” ujar Tantri
Ia menambahkan, dalam pelatihan ini akan dikenalkan kuliner khas Jepang yang sangat populer dikalangan milenial.
“Workshop ini merupakan kegiatan Cross Cultural Understanding, antara budaya Jepang dan Indonesia. Karena jajanan Shusi dari Jepang, mirip juga dengan jajan lemper dari Jawa. hanya tinggal isinya sajayang seusia selera,” imbuhnya.
Pada sesi paparan pelatihan, Sensei Michiko Oeripan dengan dipandu Sensei Desy Irmayanti sebagai penterjemah, menjelaskan karakteristik Sushi dan Onigiri serta teknik pembuatanya yang benar.
“Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta), berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak, dan mempunyai rasa masam yang lembut. Karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula,” ujar Michiko.
“Sedangkan Onigiri, adalah makanan berupa nasi yang dipadatkan sewaktu masih hangat, berbentuk segitiga, bulat, atau seperti karung beras. Dan dimakan langsung menggunakan tangan tanpa sumpit,” papar Michiko dosen di prodi sastra jepang Unitomo.
Ia menambahkan, membuat Shusi dan Onigiri itu mudah. Hanya butuh ketelatenan dan kesabaran. “Disamping mudah, bahan-dasarnya bisa disesuaikan sesuai selera. Deperti nasi atau ketan. Serta isinya bisa di sesuaikan apakah berbahan mentah atau matang,” pungkasnya.
Dalam sesi pratik, Rahma Aulia Azzahra siswa kelas XI dari MA Darul Ulum Waru Sidoarjo mengaku puas. dengan adanya pelatihan ini. “Saya penyuka Shusi. Biasanya saya beli. Tapi setelah pelatihan ini, saya bisa buat sendiri di rumah. Selain itu, bisa buat bisnis kecil-kecilan,” ujarnya. (Ady_kanalindonesia.com)
Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com