Brigadir Pandito Aji Dewandaru Sulap Bangunan Liar Menjadi Tempat Wirausaha dan Wahana Wisata

ARSO 15 Jun 2023 KANAL FEATURED, Lifetrend

PONOROGO, KANALINDONESIA.COM:  Beberapa waktu belakangan , penulis mendengar informasi adanya sebuah tempat yang sangat rekomended untuk tempat menikmati secangkir kopi dan kuliner lainya. Bergegaslah penulis untuk datang membuktikan kabar tersebut.

Setiba di tempat yang berada di pinggir dam sungai di Desa Kutuwetan, Kecamatan Jetis, Ponorogo penulis berhenti mencari tempat parkir motor. Tak langsung masuk akan tetapi masih berusaha mencari tempat yang pas untuk duduk. Pilihanpun jatuh pada sebuah meja kursi kosong yang berada di belakang lapak Mak Tin, penjual nasi pecel.

Duduk sendirian, penulis tak langsung memesan makanan ataupun minuman, akan tetapi malah justru tertegun dengan view yang ada di belakang lapak-lapak pedagang kuliner yang berderet rapi dengan tak ketinggalan sembari menghisap rokok jenis mild yang memang menjadi kesukaan penulis.

Disaat menikmati suasana yang memang cukup adem, meskipun lokasi berada di pinggir jalan raya nasional Ponorogo- Trenggalek, tiba-tiba datanglah anggota Polri yang memang sudah dikenal penulis. Brigadir Pandito Aji Dewandaru, yang saat ini menjadi keluarga Unit Reskrim Polsek Sambit, Polres Ponorogo.

“Eh Puh(sapaan akrab dia memanggil penulis) pun dangu(sudah lama),”sapanya singkat.

Dito, panggilan akrabnya keseharian tinggal bersama keluarganya di Desa Kutu Wetan, Kecamatan Jetis, Ponorogo. Setelah beberapa saat basa basi ngobrol, mulailah Dito bertutur, bercerita, sembari pandanganya menyusuri keliling lokasi, dimulai dari deretan pedagang kuliner yang berderet rapi dengan bangunan sederhana berbahan besi dan gafalum, yang kemudian dilanjut ke genangan air sungai yang mengalir tenang, lampu warna warni yang menghiasi malam di atas sungai tersebut, serta sepetak tanah milik Dinas Pengairan PU Jatim.

Dalam tuturnya, polisi muda peraih predikat Bhabinkamtibmas berprestasi tingkat Polres dan Polda Jatim serta mendapatkan Promoter Award dari Lemkapi ini mulai bercerita asal muasal lokasi tersebut.

“Lokasi ini sebelumnya lumayan kumuh, dengan 5 bangunan pedagang milik pribadi yang menempati tanah milik dinas pengairan,”tutur Dito mengawali ceritanya.

Mulai terbersit dalam benak Dito, bagaimana lokasi ini bisa bermanfaat untuk warga Desa Kutu Wetan yang membutuhkan mata pencaharian.

View yang berada di belakang lapak di malam hari

Setelah menggali masukan dan informasi dari berbagai pihak, Dito pun mulai bergerak untuk mewujudkan impianya  tersebut.

Diawali dengan membersihkan lokasi dari bangunan liar, untuk itu dia mendekati secara persuasif dari hati ke hati dengan pedagang dan pemilik bangunan yang berdiri di lokasi tersebut. Dilanjut dengan berkordinasi dengan Satpol PP Provinsi, yang akhirnya pedagang dan pemilik bangunan merelakan untuk dilakukan pembersihan.

Dengan dibantu warga Desa Kutu Wetan dan disaksikan petugas dari Satpol PP Provinsi Jatim dan Ponorogo mereka dengan sukarela membongkar bangunan tersebut.

Setelah dalam proses berdirilah 45 lapak pedagang yang kesemuanya sudah ada pemesanya. Dari 45 lapak tersebut sudah banyak yang terisi dipergunakan untuk berdagang yang kesemuanya merupakan warga asli Kutu Wetan.

“Semua kelengkapan ijin dan sewa lahan ke dinas pengairan sudah kita penuhi, selanjutnya kita tinggal mengembangkan, agar tempat ini bisa menjadi alternatif tempat wisata keluarga dan bermain anak-anak. Selain juga bisa menjadi tempat anak-anak muda yang memang memiliki budaya ngopi di Ponorogo,” terang Polisi muda berprestasi yang pernah mendapat penghargaan dari Kapolres Ponorogo karena berhasil mengungkap kasus narkoba jenis sabu dalam jumlah besar ini.

Dito memilih untuk mengembangkan wisata kuliner di sisi depan, yang selanjutnya dia berencana akan mem face up lokasi di belakang deretan pedagang kuliner tersebut. Mulai dari wahana wisata air di dam sungai tersebut hingga taman bermain yang berada di lahan milik dinas pengairan Provinsi Jatim tersebut.

“Kita masih butuh banyak suport dan dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkanya. Selama ini yang kita lakukan masih swadaya dari paguyuban pedagang yang menempati lapak-lapak kuliner ini,” terangnya.

Secara resmi  usaha UMKM yang terdiri dari puluhan pedagang itu mulai dibuka tanggal 10 Juni 2023 kemarin.

“Perlu adanya upaya mendorong pengangguran agar beralih menjadi wirausaha, sehingga mereka tidak hanya menunggu atau bergantung pada adanya lapangan kerja yang ada dengan persaingan yang ketat, bahkan dapat menciptakan lapangan kerja baru,” jelas Dito.

Tak hanya menyediakan lapak, akan tetapi Dito juga menggalakkan berbagai program  melalui pelatihan kewirausahaan kepada para pemuda di desan, serta membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pordawis) untuk mengembangkan potensi wisatanya.

“Mereka para pemuda harus disuport dengan betul-betul supaya bisa bangkit, membentuk resilliensi usaha dan resilliensi mental mereka. Agar jiwa wirausahanya tumbuh dalam rangka meningkatkan ekonomi,” terang polisi yang lahir pada 8 Februari 1989 silam.

Pun demikian, tujuan dari kegiatan ini diniatkanya untuk ibadah, agar pemuda di desanya bisa mendapatkan pekerjaan dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurutnya, dampak pengangguran juga beragam, diantaranya adalah mengakibatkan terjadinya kemiskinan, memunculkan tindakan kriminal dan menurunkan tingkat keterampilan.

“Turut serta menyukseskan program Presisi Polri dalam kemasyarakatan di desa, agar Polisi semakin dekat dengan masyarakat. Semakin dicintai oleh rakyat,” pungkasnya.(Ars_kanalindonesia.com)