Bupati Pamekasan Gadai Cincin RP. 3 Juta, Diduga Gimik Untuk Menghilangkan Isu Jabatan Kadis Bermahar Rp.600 juta
PAMEKASAN,KANALINDONESIA.COM-Aroma tak sedap Lelang Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) Kabupaten Pamekasan tahun 2023, diduga berMAHAR ratusan juta rupiah untuk menduduki kursi jabatan kepala dinas di Kabupaten Pamekasan, mendadak viral dan menjadi tranding topik diberbagai medsos.
Isu MAHAR Kursi Jabatan Kepala Dinas Kabupaten Pamekasan senilai Rp. 600 juta itu, semakin hangat dikonsumsi publik.
Dikutip dari mediajatim.com, isu tersebut muncul bermula setelah ada dugaan pengakuan dari salah satu pejabat Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan ( Disperindag ) Pamekasan Akhmad Basri Yulianto yang harus membayar mahar sekitar Rp.600 Juta.
Kendati demikian, untuk mengalihkan isu itu Bupati Pamekasan Badrut Tamam, diduga memberikan jawaban yang mengaburkan isu utama dengan sebuah pernyataan yang sangat tidak masuk akal.
Badrut Tamam, Bupati Pamekasan menegaskan bahwa selama dirinya menjabat sebagai bupati tidak akan ada jual beli jabatan.
“Saya jamin tidak ada jual beli jabatan,” tegas Bupati Pamekasan Badrut Tamam. (Sumber Media Online mediajatim.com.)
Bahkan dia menceritakan, pada saat Lebaran Idul Adha 1444 hijriah kemarin, dirinya masih menggadaikan cincin istrinya di kantor pegadaian di Kecamatan Tlanakan untuk bisa lebaran bersama keluarga besarnya.
“Hanya butuh uang Rp3 juta. Kalau saya jual beli jabatan, apa saya akan gadaikan emas istri ke pegadaian Rp3 juta,”. Jelasnya.
Pernyataan Bupati Pamekasan Badrut Tamam yang diduga tidak masuk akal itulah, justru banyak mengundang respon dari berbagai kalangan aktivis dan pegiat sosial. Bahkan, ada sejumlah PKL yang rela gelar aksi galang dana untuk membantu menebus cincin Istri Bupati Pamekasan yang digadaikan.
Suja’i, Ketua Barisan Masyarakat Merdeka ( BMM ) menegaskan bahwa pernyataan Bupati Pamekasan diduga tidak masuk akal, karena sekelas Bupati harus rela menggadaikan cincinya Rp3 Juta.
“Saya yakin itu hanya Gimmick untuk menghilangkan isu mahar yang Rp600 juta, sehingga saat ini masyarakat tidak fokus atas isu utama tersebut dan memilih mengangkat isu yang tidak masuk akal, untuk mendapatkan simpati dari Masyarakat “. Tutur Suja’i dengan singkat.(Rm/Red).








