MAGETAN, KANALINDONESIA.COM. Merokok, adalah aktivitas yang didalamnya terdapat dua hal yang bersinggungan. Satu sisi dalam hal kesehatan, dan sisi lainnya adalah ekonomi.

Bagi masyarakat yang merokok, tentu sudah paham efek atau bahayanya merokok. Kesehatannya berpotensi terganggu. Dan bahayanya ini sudah tercantum juga di setiap bungkus rokok.

Namun hal lain, yakni sisi ekonomi, industri rokok ini memberikan kontribusi pendapatan yang cukup besar. Mulai dari pedagang eceran hingga toko toko besar. Dan akhirnya kontribusi kepada negara berupa pajak atau cukai. Inilah yang diungkapkan Cahyo Wibowo, dari Kantor Bea Cukai Madiun dalam acara Sosialisasi Pencegahan Peredaran Rokok Ilegal oleh Satpol PP dan Damkar di lapangan desa Kembangan, Sukomoro, Sabtu sore 29/7/2023.

” Maka, cukai rokok inilah yang menjadi jalan tengah bagi kedua hal tersebut. Pendapatan dari cukai rokok dikembalikan untuk masyarakat. Salah satunya untuk anggaran kesehatan,” terang Cahyo Wibowo.

Masyarakat yang merokok ya silahkan. Yang tidak merokok ya baik karena menjaga kesehatannya. Nah, dengan cukai inilah salah satu cara untuk mengendalikan konsumsi rokok. Dengan cukai, maka rokok berharga mahal, sehingga konsumsinya bisa dikendalikan. Untuk mengetahui rokok yang ilegal, tidak berpita cukai atau berpita cukai tapi palsu, adalah dengan rumus 2 P 2 B. Yakni polos, palsu, bekas dan berbeda, lanjut Cahyo.

” Acara seperti ini terselenggara juga karena cukai rokok. Jadi banyak sekali manfaat dari cukai ini. Maka, jika merokok, belilah rokok yang berpita cukai,” pungkasnya.
( Arif_Kanalindonesia/Adv)