Komisi A Minta Aries Agung Paewai Dicopot dari Pj Walikota Batu
SURABAYA KANAL INDONESIA.COM – Carut marut PPDB yang menerpa Dinas Pendidikan Pemprov Jatim, benar-benar membuat DPRD Jatim geram. Aktor utama yang saat ini jadi sorotan adalah Aries Agung Paewai dinilai bertanggung jawab atas semua stigma buruk yang muncul, mulai dari pernyataan bahwa Jatim sebagai Provinsi paling bermasalah dalam PPDB 2023, diikuti dengan “Seragam Gate” yang membuat orang tua kalang kabut karena harus menyediakan uang hingga 2,3 juta rupiah untuk membeli kain seragam. Serta tudingan ada permainan drop-dropan kain seragam di seluruh SMA dan SMK se Jatim. Seolah-olah ada “setoran” yang harus diserahkan untuk oknum dari Provinsi.
Kondisi ini mengundang Komisi A DPRD ikut bersuara. Soal seragam ? Bukan ini terkait posisi Aries yang merangkap sebagai Pj Walikota Batu. Dengan carut marutnya situasi pendidikan di Jatim, Komisi bidang pemerintah ini menilai Aries tidak cakap dan kurang memiliki kompetensi memegang dua posisi sekaligus, yaitu kepala Dinas Pendidikan Pemprov Jatim dan Pj Walikota Batu.
Anggota Komisi A Fredy Poernomo, mengatakan Komisi A menilai Gubernur harus mengevaluasi rangkap jabatan ini. Aries Agung Paewai lebih baik hanya berkonsentrasi dengan 1 jabatan saja,.
“Pendidikan itu sangat penting, butuh konsentrasi tinggi, butuh inovasi dan kecakapan. Pak Aries sebaiknya meninggalkan posisi Pj Walikota Batu dan konsentrasi menangani masalah pendidikan yang ternyata tidak bisa diurus sambil lalu, ” Kata Fredy diinformasikan Selasa (26/7/2023).
Politisi Golkar ini mendesak Gubernur agar mengganti Aries dengan pejabat lain, untuk menjadi Pj Walikota Batu, agar Aries lebih fokus urus pendidikan di Jatim. “Kami mendesak Gubernur Khofifah untuk tegas dengan kondisi ini. Agar Beliau fokus dengan tugas utamanya, maka sebaiknya posisi Pj Walikota Batu di gantikan dengan pejabat lain,” Kata Fredy.
Nama Aries Agung Paewai menajdi sorotan terkait dengan persoalan seragam, Aries bahkan dinilai arogan karena mencopot Norhadin dari jabatan Plt. Kepala SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung. Hal itu buntut dari adanya penjualan seragam yang dibanderol hingga Rp2,3 juta oleh sekolah. Padahal, menurut penuturan sumber menceritakan, kalau harga seragam untuk tingkat SMAN dan SMKN di seluruh Jatim relatif sama semua. Hal itu dikarenakan pihak sekolah mendapatkan kiriman kain dari Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. Pihak sekolah diminta menjualkan kain tersebut kepada siswa baru. Harganya juga sudah ditentukan sehingga sekolah hanya menjualkan saja. Nang