Tehnologi Pertanian Jaman Suharto Sukses Buat India Swasembada Beras : Tidak ada kebijakan yang ambigu buat petani

Tehnologi Pertanian Jaman Suharto Sukses Buat India Swasembada Beras : Tidak ada kebijakan yang ambigu buat petani

SURABAYA KANALINDONESIA.COM – Kondisi cuaca yang sering tidak bisa diprediksi saat ini, ternyata sangat berpengaruh pada hasil panen padi yang dihasilkan. Panen padi yang sangat berpengaruh pada ketersediaan beras dipasar ini sangat tergantung juga pada pola tanam padinya. Indonesia yang dulunya merupakan negara swasembada beras, sekarang justru kalah dengan India, yang dulu malah belajarnya pada Indonesia.

Anggota komisi B DPRD Jawa Timur Subianto mengatakan sebuah ironi ketika Indonesia justru kalah dengan India dalam hal produksi beras.

“Kita sekarang justru harus belajar dan meniru India untuk mencapai swasembada beras dalam mempertahankan ketahanan pangan di Indonesia. Padahal sebelumnya mereka ini (India) meniru Indonesia dalam swasembada beras saat Indonesia dibawah kepemimpinan presiden Soeharto, ” ungkap Politisi Demokrat iniini, Sabtu (9/9/2023)

Menurut Subianto, di era kepemimpinan presiden Soeharto dikenal dengan panca usaha tani yaitu pemilihan bibit unggul, pengolahan tanah yang baik, pemupukan yang tepat, pengendalian hama dan penyakit tanaman, dan pengairan atau irigasi yang baik.

“Untuk saat ini perlu ditambah dengan upaya penanganan pasca panen serta lembaga pendukung seperti PPL (Petugas Penyuluh Lapangan). Koperasi sebagai penyalur sarana dan prasarana pertanian, serta peran Dolog / Bulog harus dibiayai negara untuk membeli hasil pertanian. Tentunya juga ada ongkir (ongkos angkut) yang harus ditanggung negara dalam pendistribusian beras ke masyarakat,” terangnya, Rabu (6/9/2023).

Pria asal Kediri ini mengatakan di India 1,4 miliar orang bisa surplus, dimana semua pakai koperasi dan tak ada konglomerasi serta seluruh pertanian koperasi. “Pupuk India gak pakai pabrik pupuk seperti di Indonesia, tapi pupuk dibuat oleh koperasi-koperasi, tapi penelitian oleh pemerintah. Pupuk pakai pil segini bisa untuk 2 hektare dikasih air, diproduksi koperasi-koperasi,” tanbahnya.

Ditambahkan oleh Subianto,kebijakan demi mengamankan stok serta menghindari penipisan stok pangan di dalam negeri, untuk ukuran India dengan jumlah penduduk yang mencapai miliaran orang.

“Tapi kebijakan gak ada yang ambigu, pokoknya petani disubsidi habis-habisan. Semua pupuk, bunga semua gak ada tawar, untuk dalam negeri (soal) makan mereka habis-habisan, kira-kira seperti orde baru irigasi pupuk. Kita kan pupuk diatur terlalu banyak, begitu sawah perlu pupuk petani pupuknya gak ada, kalau panen pupuknya ada. (Masalah) ini gak kelar-kelar,” sebutnya. Nang