Jejak Kebesaran Kerajaan Medang Kamulan, Komplek Prasasti Sendang Kamal

ARSO 19 Okt 2023 KANAL FEATURED, KANAL MAGETAN

MAGETAN, KANALINDONESIA.COM: Di Magetan, tercatat dalam sejarah kerajaan Medang Kamulan pernah hadir yang ditandai dengan prasasti bernama Kawambang Kulwan atau lebih populer disebut Sendang Kamal. Lokasi prasasti ini terletak di desa Kraton, Maospati.

Nugroho Widi, Juru pelihara komplek prasasti ini menceritakan kepada kanalindonesia.com, bahwasanya Prasasti Sendang Kamal ini adalah salah satu prasasti yang bercorak Hindu siwa, pembangunan prasasti ini diperkirakan 70 tahun setelah Mpu Sendok naik tahta di kerajaan Medang Kamulan. Saat ini, tidak banyak informasi yang dapat digali. Tulisan dalam prasasti telah memudar, sehingga raja dan tahun pasti prasasti dibuat tidak dapat ditemukan. Sumber data pendukung yang cukup relevan adalah kitab Wirataparwa yang ditulis pada tahun 918 S bertepatan dengan pemerintahan Raja Dharmawangsa. Kitab tersebut memiliki keterangan informasi tentang penetapan sima swatantra di desa Kawambang Kulwan dari Sri Maharaja (Dharmmawangsa Teguh) yang dilanjutkan oleh Mpu Dharmasanggramawikranta. Sima tersebut diterima oleh Samgat Kanuruhan Mpu Burung tentang pendirian bangunan suci untuk dewa siwa dan adanya kitab siwasasana. Dalam upacara tersebut dihadiri oleh para samgat dari berbagai daerah di sekitar desa Kawambang Kulwan.

Di belakang prasasti, terdapat Petirtan Sendang Kamal. Di samping petirtan terdapat bangunan dengan arsitektur bergaya Belanda. Bangunan ini dulu digunakan untuk tempat bersantai atau berganti pakaian setelah mandi. Pemandian itu bernama Sendang Kamal yang artinya kolam dalam bahasa jawa), nama Kamal berasal dari berbagai versi, salah satunya karena airnya sangat jernih yang berwarna putih kebiru-biruan mirip Telur Kamal (kini sering disebut telur Asin dari telur bebek). Dikisahkan bahwa pada suatu ketika ada seorang putri yang melepaskan dua ekor bebek ke dalam sumur, dan bebek-bebek itu kemudian muncul di pemandian dan memunculkan banyak telur berwarna hijau kebiru-biruan.Telur bebek disebut juga dengan telur kamal. Oleh karena itu pemandian ini disebut Sendang Kamal. Namun ada cerita lain bahwa nama Pemandian Sendang Kamal diberikan oleh seorang bupati yang melihat air sendang disana bewarna jernih dan kebiru-biruan yang mirip dengan telur bebek atau telur kamal. (sendang berarti pemandian).

Setelah masa kerajaan berakhir, pemandian ini juga menjadi tempat bagi para tentara Belanda untuk mandi dan membersihkan diri. Bangunan di dekat pemandian juga digunakan oleh tentara untuk berganti pakaian dan beristirahat setelah menyelesaikan tugas. pemandian Sendang Kamal juga digunakan untuk keperluan pertanian. Air di pemandian tersebut dialirkan ke sungai-sungai disekitarnya dan kemudian terhubung dengan persawahan warga sekitar. Hingga saat ini air di pemandian Sendang Kamal telah dimanfaatkan untuk keperluan pertanian, dan aliran air ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat dari luar desa. Dan sekarang pemandian Sendang Kamal juga beralih fungsi menjadi kolam ikan.

Lanjutnya, dia mengatakan bahwa terdapat empat batu prasasti, tetapi salah satu telah dipindahkan ke museum nasional. Ketiga prasasti yang lainnya masih terdapat di desa Kraton. Konon katanya tiga prasasti pernah akan dipindahkan, namun saat pemindahan dilakukan belum sampai di tujuan batu tersebut sudah kembali ke tempat semula di desa Kraton. Tidak diketahui pasti apakah berita itu benar, tetapi masyarakat meyakini bahwa siapa saja yang memindahkan batu itu dari tempatnya maka batu itu akan kembali ke tempat semula, dan siapa yang berani memindahkan batu itu akan terkena musibah atau kutukan karena telah berani memindahkan batu prasasti itu.

Ketiga prasasti itu berbentuk segi lima. Hanya prasasti di tengah yang tulisannya bisa dibaca, sedangkan di dua prasasti lainnya tidak bisa dibaca lagi. Prasasti tersebut ditulis dengan aksara Jawa Kuno dengan bagian bawah prasasti terdapat gambar bunga padma (bunga teratai). Bunga padma menggambarkan bahwa prasasti tersebut bercorak hindu. Dalam ajaran hindu bunga padma dianggap sebagai lambang kesucian. Hal ini sesuai dengan latar belakang penulisan candi yaitu sebagai tempat upacara suci.
Oleh: Imam Mustajab