Akibat Tanggul Jebol, Ratusan Petani Balongbendo Sidoarjo Tak Bisa Bercocok Tanam

SIDOARJO, KANALINDONESIA.COM : Akibat jebolnya beberapa Tembok Penahan Tanah (TPT) saluran irigasi pertanian, di Desa Mlirip Rowo dan Kramat Temenggungan, ratusan petani di Desa Kanigoro, Desa Singkalan, Desa Pajaran dan Desa Bakung Temenggungan, tidak bisa bercocok tanam.
Diduga, penyebab jebolnya TPT tersebut, akibat dari bangunan tembok penahan tanah yang sudah termakan usia dan penyebab yang lain adalah, tanah sepadan sungai yang seharusnya 3 meter, sekarang tinggal 1/2 meter, karena di keruk seseorang untuk lahan persawahan.
“Penyebab jebolnya tanggul, selain bangunan plengsengan yang sudah usang, tanah penahan tanggul yang awalnya 3 meter sekarang tinggal setengah meter, karena di ratakan untuk persawahan,”ujar Waras petani setempat.
“Kami mengalami kendala seperti ini tidak seminggu dua Minggu, tapi sekitar, sudah tiga tahun lamanya,”tandasnya.
Ketua kelompok tani Desa Bakung Temenggungan, Nasukan juga mengatakan,” akibat tanggul yang ada di hulu jebol, petani yang ada di hilir tidak kebagian air, akhirnya kita tidak bisa bercocok tanam. Kondisi seperti ini, sudah berlangsung selama 3 tahun lamanya. Kami sudah mengadu ke dinas pengairan setempat, ke pemerintah desa, baru hari ini ada tanggapan,” ujar Nasukan.
“Selama tiga tahun, kalau pas musim penghujan tiba, tanggul itu pasti jebol, karena kondisi plengsengannya yang rapuh, di tambah lagi tanah penahannya di keruk untuk nyawah,” lanjutnya.
Mendapat wadulan dari warga, ketua komisi C DPRD Kabupaten Sidoarjo, Suyarno, bersama anggotanya M. bahrul Mustofa Idhom, serta Dinas Pertanian dan Camat Balongbendo sidak ke lokasi. Dilokasi, Suyarno mengatakan bahwa jebolnya tanggul ini harus segera di benahi. Selasa (2/12/2024)
“Ini menjadi tanggungjawab Dinas Dinas PUBMSDA (Pekerjaan Umum Bina Marga Sumber Daya Air) Sidoarjo, karena ini adalah masalah perut. Kalau kondisi saluran irigasi seperti ini, kemana saja dinas terkait ini. Kira-kira kapan ini di benahi,”tegas Suyarno.
“Kami meminta, segera di benahi jangan lagi ada menunggu pengajuan-pangajuan, di dinas itu kan ada, anggaran darurat, semestinya itu bisa di gunakan. Seminggu lagi kami akan cek lokasi,” tandas Yarno.
Yang paling besar terdampak akibat jebolnya tanggul adalah Desa Bakung Temenggungan. Di konfirmasi soal itu, Kepala Desa Bakung Temenggungan, Abu Daud, mengatakan,” untuk penyaluran air irigasi itu, Desa Singkalan 15 persen, Kramat Temenggungan 15 persen, dan yang paling banyak, Desa Bakung Temenggungan sekitar 70 persen, ketika suplai air itu tidak mencukupi maka petani desa kami tidak dapat bercocok tanam,” kata Daud.
“Sekitar ada 117 petani kita, sudah tiga tahun ini tidak dapat bercocok tanam, karena tidak kebagian air. Dan lagi, TKD kita juga tidak ada yang mau menyewa, karena kering, nggak ada air, untuk itu melalui sidak ini, keluhan warga kami dapat terjawab dengan cepat,”pungkas Dawud. (Irwan_kanalindonesia.com)