Mahasiswa KKN Undaris dan UNW Diminta Ikut Bantu Penanganan Tengkes
UNGARAN,KANALINDONESIA.COM – Mahasiswa Undaris dan Universitas Ngudi Waluyo diminta ikut mencegah kasus baru stunting. Mulai dari memberikan edukasi, hingga mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan.
Bupati Semarang Ngesti Nugrahamengatakan penanganan gizi buruk balita atau stunting menjadi salah satu prioritas. Meski angka prevalensi terus menurun, namun penanganannya tidak mengendur.
Bupati menambahkan, dalam upaya pencegahan stunting, para mahasiswa dapat melakukan edukasi kepada para pasangan calon pengantin maupun ibu muda, yang memiliki anak dibawah usia tiga tahun. Selain itu, para orang tua juga harus diingatkan untuk menjaga kesehatan dirinya.
Saat ini, lanjutnya, Kabupaten Semarang berada di peringkat kedua di bawah Kota Semarang, yang memiliki kasus tengkes terendah di Jawa Tengah. Pada akhir 2023 lalu, berada di peringkat ketiga.
Selain tengkes, para mahasiswa juga diminta kreatif memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, untuk membantu pengembangan ekonomi kerakyatan.
“Adik-adik mahasiswa juga dapat ikut memberdayakan usaha mikro dan kecil produktif warga. Manfaatkan potensi lokal agar menjadi tambahan penghasilan bagi mereka,” ujarnya saat Upacara Pelepasan Mahasiswa KKK Undaris Ungaran dan UNW, di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang di Ungaran, Senin (22/1) pagi.
Upacara pelepasan dihadiri Rektor Undaris Dr Hono Sejati, Ketua LPPM UNW Dr Sugeng Mariyanto, para pimpinan OPD terkait, para Camat lokasi KKN, dan ratusan mahasiswa peserta KKN.
Rektor Undaris Hono Sejati menuturkan, sebanyak 237 mahasiswa akan melaksanakan pengabdian masyarakat selama 42 hari. Mereka berasal dari enam fakultas, yakni Fakultas Teknik, FKIP, FEB, FAI, Peternakan dan Hukum. Mereka akan melaksanakan pendampingan untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan, perbaikan gizi keluarga, pengembangan desa wisata dan pengelolaan sampah.
Sementara itu, Ketua LPPM UNW, Sugeng Mariyanto menambahkan, pihaknya akan mendukung target zero stunting pada 2024 di Kabupaten Semarang.
“Para mahasiswa akan ditempatkan di wilayah dengan angka prevalensi stunting yang relatif tinggi,” tuturnya.
Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Masyarakat Bagian Setda Kabupaten Semarang, Erwinia Farid mengatakan mahasiswa KKN UNW akan ditempatkan di 12 desa pada tujuh kecamatan. Sedangkan, para mahasiswa KKN Undaris disebar di 14 desa, di antaranya Ungaran Timur, Ungaran Barat dan Bawen.
“Kegiatan KKN kali ini fokus pada percepatan penurunan kasus stunting dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujarnya.






















