PACITAN, KANALINDONESIA.COM: Untuk mengatasi permainan kenaikan harga beras, Bulog bersama Pemkab Pacitan membentuk tim Satgas pangan dan menyalurkan beras SPHP kepada 110 pedagang yang tersebar di 8 pasar tradisional di wilayah Kabupaten Pacitan.
Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Kabupaten Pacitan, Jawa Timur Kateni mengatakan, hingga saat ini untuk jumlah stock beras yang tersimpan di Gudang Bulog Pacitan mencapai 612.910 kg, selain sebagai cadangan beras, juga untuk mencukupi kebutuhan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang ada di Kabupaten Pacitan.
” Stok beras yang ada juga akan digunakan sebagai persiapan penyaluran bantuan pangan beras sejumlah 75.220 kg. Sedangkan untuk memenuhi jumlah kuota kebutuhan bantuan pangan beras kami akan mendapatkan suplay yang dikirim dari gudang Bulog Ponorogo,” kata Kateni, pada Jumat (23/2/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut, rencana penyaluran bantuan pangan beras dialokasikan pada bulan Februari disalurkan antara periode akhir bulan dan diperkirakan selesai pada awal bulan Maret 2024.
“Cadangan beras yang masih berada di Gudang Bulog Pacitan merupakan beras LN jenis medium. Saat ini Gudang Bulog Pacitan juga telah menyalurkan beras SPHP kepada 110 pedagang yg tersebar di 8 pasar tradisional yang ada di wilayah Kabupaten Pacitan dengan jumlah total 75.600 kg yang disalurkan 2 kali dalam 1 minggu terakhir,” ujarnya.
Kateni menambahkan, beras SPHP ini adalah beras pemerintah atau beras yang digelontorkan Perum Bulog dalam kemasan 5 kg. Beras ini diberi label ‘SPHP’ karena merupakan produk intervensi pemerintah lewat program stabilisasi harga dan pasokan pangan (SPHP). Tujuannya, untuk meredam laju kenaikan harga beras di pasaran.
” Memang beras SPHP ini sebagian besar adalah beras impor, yang menurut Bulog setara dengan kualitas beras premium di dalam negeri. Salah satunya, karena tingkat kepatahan (broken) beras ini adalah 5%. Mengacu Peraturan Badan Pangan Nasional No 2/2023 tentang Persyaratan Mutu dan Label Beras, salah satu parameter mutu beras premium adalah butir patah (broken) maksimal 15% dan menir 0,5%,” pungkas Kateni.
Sementara Agus Sumarno Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan dan Tenaga Kerja Kabupaten Pacitan menyampaikan, saat ini untuk stock beras di wilayah Kabupaten Pacitan masih mencukupi dan tidak terjadi kelangkaan.
” Karena itu Pemkab Pacitan membentuk Satgas pangan yang kerjasama dengan Kantor cabang Ponorogo dalam proses penyaluran beras SPHP melalui Gudang Bulog Pacitan yang bertujuan untuk menstabilkan harga beras dipasaran,” ungkapnya.
Agus menambahkan, untuk penyaluran beras SPHP dilaksanakan 2 kali dalam 1 minggu dan disalurkan kepada 110 pedagang beras. Sedangkan yang sudah terdaftar di Dinas Perdagangan di 8 pasar tradisional yang ada di wilayah Kabupaten Pacitan, yaitu pasar Minulyo, pasar Arjowinangun, pasar Arjosari, pasar Ngadirojo, pasar Tulakan, pasar Punung, pasar Gondosari dan pasar Donorojo.
” Untuk harga beras saat ini di tingkat pedagang pasar rakyat terpantau sangat tinggi harganya. Namun tidak ada kelangkaan, dan stok beras sangat aman dan tidak ada antrian, dan tak lama lagi berbagai daerah akan panen. Satu hal lagi, saya menegaskan tidak ada pembatasan pembelian beras karena harga tinggi. Pembelian beras masih tetap seperti biasa baik di tingkat pedagang hingga konsumen ” Masyarakat bebas membeli beras, tidak ada pembatasan pembelian beras,” pungkasnya. ( LC )
