Berharap Sebelum Ramadhan Harga Beras Harus Sesuai HET

SURABAYA KANALINDONESIA.COM – Naiknya harga beras menjelang bulan Ramadhan 1445 Hijriah membuat gelisah Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim Reno Zulkarnaen.
Reno mengatakan butuh kerja keras agar harga beras ini tidak justru membuat masyarakat resah.
“Saat orang harus beribadah bulan Ramadhan, harga beras masih tinggi, ini akan membuat masyarakat resah. Sebab biasanya tingkat konsumsi beras makin tinggi. Pemerintah harus kerja keras mengatasi,” kata Ketua Fraksi Demokrat ini, Rabu (28/2/2024).
Reno berharap beras kembali ke HET yang sudah ditetapkan pemerintah agar harga jadi kondusif, “Kan sudah ada HET, kita berharap sebelum Ramadhan sudah normal lagi,” tambahnya.
Sementara itu anggota FPDIP Daniel Rohi meminta Pemprov Jatim terus menggelontor operasi pasar. Daniel Rohi setuju seperti harapan Reno Zulkarnaen, agar sebelum Ramadhan harga beras sudah normal. Dari apa yang dia dengar di lapangan harga beras yang tinggi saat ini kata Daniel dikarenakan adanya ketidaksesuaian antara permintaan dengan ketersediaan, alias faktor supply-demand.
Dia memaparkan, sejak tahun 2023 lalu, Indonesia mengalami penurunan produksi di sentra-sentra produksi sampai 2,05%. Yakni, dari sebelumnya 31,54 juta ton di tahun 2022 menjadi 30,90 juta di tahun 2023. Kondisi itu dipicu efek kemarau ekstrem akibat fenomena iklim El Nino.”BPS telah mengatakan memang produksi kita turun, sehingga supply dan demandnya tidak seimbang. Ini yang membuat harga beras tinggi, yang bisa bikin harga beras turun adalah produksi dalam negeri,” katanya.
“Kondisi itu kemudian disusul lonjakan harga gabah di tingkat petani, termasuk di sentra-sentra produksi. Bahkan sudah meroket ke atas HPP yang ditetapkan sejak Maret 2023 lalu. Akibatnya, lonjakan harga beras di konsumen tak terhindarkan,”terangnya.
Terpisah, pj gubernur Jawa Timur, Adhi Karyono beberapa waktu lalu saat sidak ke gudang Bulog mengatakan hingga saat ini stok beras di Jatim aman. Sebab, Bulog yang memiliki 40 gudang dan 13 cabang di Divisi Regional Jatim memiliki stok beras mencapai hampir 135 ribu ton. Untuk itu ia mengimbau masyarakat agar tidak panik dan khawatir.
“Setelah kontrol di dua pasar, maka masyarakat tidak perlu khawatir. Kita sudah diskusi dan hitung bahwa jumlah tersebut _InsyaAllah_ cukup hingga 6 bulan ke depan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, stok beras di Gudang Perum Bulog Kantor Wilayah Jatim sebanyak 60.477 ton. Sedangkan stok beras yang sedang dalam pengiriman sebesar 41.017 ton dan stok beras yang ada di pelabuhan sebesar 32.868 ton.
Sementara, secara keseluruhan, per tanggal 16 Februari 2024 saat ini stok beras yang tersebar di 40 gudang dan 13 cabang Bulog yang ada di Jatim secara rinci sebesar 134.363 ton.
Adhy melanjutkan, setiap harinya di gudang beras ini sangat tinggi distribusi (keluar masuknya). Sehingga stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) juga tidak mengendon banyak dan lama.
“Informasi dari Bulog memang keluar masuknya beras sangat padat setiap harinya. Wajar saja jika stoknya tidak menimbun banyak,” ujar Adhy.
Kepada Bulog Jatim, Adhy berpesan untuk memastikan suplai beras di masyarakat mendekati atau sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). “Ini yang harus disesuaikan oleh Bulog serta harus tersuplai dengan baik. Baik di kios TPID, Pasar Tradisional hingga retail dan pasar modern. Harapannya kalau stoknya banyak bisa mempengaruhi pasar bahwa harganya tidak tinggi,” jelasnya. Nang