Gunungan Tempe 10 Meter, Warnai Sedekah Bumi Desa Sedenganmijen Sidoarjo
SIDOARJO,KANALINDONESIA.COM : Gunungan tempe setinggi 10 meter semarakkan sedekah bumi Desa Sedenganmijen, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, acara ini merupakan agenda tahunan warga desa, sebagai bentuk nguri-uri warisan leluhur dan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Mengapa tempe? Desa Sedenganmijen adalah salah satu desa produsen tempe rumahan satu-satunya yang terlawas di kota Krian, bahkan sejak dulu, mata pencaharian warga desa, bergantung pada lauk pauk tradisional itu.
Kepada wartawan, Kepala Desa Sedenganmijen, H.M Hasanuddin menyampaikan, tradisi tasyakuran sedekah bumi ini merupakan ciri khas desa kami. Selain membuat gunungan tempe, sebelumnya ada pagelaran wayang kulit, yang dipertontonkan untuk umum.
“Sudah sejak lama, setiap kali menggelar tasyakuran sedekah bumi, ada gunungan tempenya. hanya pada saat pandemi covid 19 kemarin, tidak melangsungkan tradisi syukuran akbar, selama 3:tahun,”ujar Hasanuddin.
Dikatakan Hasannudin,” dampak dari pandemi covid 19 memang sangat luar biasa, warga yang dulu berwirausaha tempe rumahan, sekarang tinggal sekitar 25 pengrajin tempe,” papar H.Hasannudin.
Alhamdulillah, hingga saat ini warga masih bertahan. Kedepan, kami akan mencarikan trobosan baru bagi pelaku usaha tempe rumahan ini, agar dapat eksis kembali
“Teknisnya para pelaku usaha akan kami ajak berunding, kira-kira apa saja kendalanya dan apa yang dibutuhkan untuk membangkitkan kembali usaha itu,” lanjutnya.
Mengingat potensi letak strategis Desa Sedenganmijen yang langsung bersebelahan dengan pasar Krian dan akses ke pasar modern tengah kota juga tidak terlalu jauh.
“Jadi eman kalau usaha ini sampai vacum, kami berharap usaha ini dapat turun temurun hingga anak cucu kita nanti. Sebab, usaha tempe rumahan ini adalah suatu keahlian yang tidak dimiliki oleh semua orang, minimal kita dapat menggetok tularkan atau regenerasi pada anak-anak muda sekarang,”pungkasnya. (Irwan_kanalindonesia.com)





















