Sedekah Bumi Desa Kedung Wonokerto Sidoarjo Suguhkan Pagelaran Wayang Kulit dan Campur Sari
SIDOARJO, KANALINDONESIA.COM: Menghidupkan adat budaya jawa adalah salah satu perilaku yang masih melekat di hati warga desa, diantaranya ruwat desa atau sedekah bumi. Ruwat desa adalah suatu momen selamatan yang di sampaikan dalam bentuk acara tasyakuran yang di gelar di makam leluhur desa setempat atau tempat sakral yang di anggap mempunyai pengaruh besar pada suatu daerah.
Biasanya di sajikan dalam bentuk persembahan hasil bumi dan masakan khas tradisional sejenis tumpeng. Seiring dengan perkembangan zaman, momen tersebut semakin tergerus peradaban, belakangan perhelatan tersebut banyak di gelar di pendopo balai desa, biasanya di lakukan di makam leluhur dan tempat yang di anggap keramat.
Pada kesempatan ini, Desa Kedung Wonokerto Kecamatan Prambon, Sidoarjo, nguri-uri atau menghidupkan warisan leluhur selamatan sedekah bumi yang bertempat di pendopo balai desa setempat.
Serangkaian acara pun di lakukan, antara lain, potong tumpeng, yang di hadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh agama dan sejumlah perangkat serta warga desa.
Pada puncak acara sedekah bumi, Pemerintah Desa Kedung Wonokerto menghadirkan pertunjukan campursari dan pagelaran wayang kulit. Banyak makna yang tersirat saat dalang memainkan wayang sebagai gambaran kehidupan zaman dulu yang harus diterapkan di era sekarang. Rabu malam (4/3/2024)
Tampak ribuan peserta pengajian padati tenda yang telah di sediakan oleh panitia. Yang hadir bukan dari warga Kedung Wonokerto saja, namun warga dari tetangga desa juga ada.
Sementara itu, Kepada Desa Kedung Wonokerto, Tarmidi menyampaikan, kalau momentum ruwat desa ini adalah salah satu nguri-uri warisan leluhur, agar tidak tergerus oleh peradaban. Ia menyebut, dalam ruwat desa banyak filosofi yang terkandung di dalamnya.
“Makna dari sedekah bumi ini adalah, selain melestarikan atau nguri-uri warisan leluhur, kita juga memohon kepada Alloh semua warga Wringinanom di beri kesehatan, kebaikan di jauhkan dari wabah penyakit,”kata dia.
Di katakan Tarmidi,” Ini adalah momen yang baik, karena bertepatan dengan menjelang bulan suci Ramadhan, selain itu, tujuannya adalah ngalap berkah dan pandemi korona ini segera usai,”sambungnya.
Tampak ratusan warga tumplek blek jadi satu di pendopo balai desa setempat, untuk menyaksikan perhelatan akbar yang di selenggarakan oleh pemerintah desa.
“Tiap tahun mas bersih desa ini diadakan, kalau dulu itu, bertempat di sawah, kami (warga) berduyun-duyun datang sambil membawa tumpeng, malam harinya ada tandakan (menari bareng bersama sinden),” ujar salah seorang warga. (Irwan_kanalindonesia.com)

















