Misi Pembangunan Jalan Pantai Selatan Jawa

ARSO 19 Apr 2024 Opini 4 views
Misi Pembangunan Jalan Pantai Selatan Jawa

Oleh: Andhika Wahyudiono
Penulis adalah : Dosen UNTAG Banyuwangi

BANYUWANGI, KANALINDONESIA.COM: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menggalakkan proyek pembangunan Jalan Pantai Selatan (Pansela) Jawa, yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur (Jatim). Peningkatan infrastruktur jalan ini tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki kondisi jalur tersebut, tetapi juga untuk mengoptimalkan potensi pariwisata di sepanjang wilayah pesisir pantai selatan Jawa serta merangsang pertumbuhan ekonomi lokal. Endra S Atmawidjaja, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Kementerian PUPR, menjelaskan bahwa pembangunan dan peningkatan jalur Pansela ini juga bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalulintas yang terjadi selama masa arus mudik dan arus balik Lebaran di Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa.

Menurut Endra, jalurPansela Jawa memiliki daya tarik tersendiri karena tidak hanya menawarkan jalanan yang berkualitas, tetapi juga panorama alam yang mempesona serta beragam objek wisata menarik. Endra menekankan bahwa promosi terus menerus terhadap jalur Pansela Jawa menjadi penting agar masyarakat lebih tertarik untuk memanfaatkannya. Jalur ini melintasi lima provinsi di Pulau Jawa, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, dan Jawa Timur, dengan panjang total mencapai ratusan kilometer.

Di Provinsi Banten, jalur Pansela membentang dari Simpang Labuhan hingga Batas Provinsi Jawa Barat dengan panjang sekitar 170,09 kilometer. Pada Tahun Anggaran (TA) 2024, Kementerian PUPR mengalokasikan dana sebesar Rp45 miliar untuk pekerjaan preservasi jalan dan jembatan sepanjang 170,13 kilometer di wilayah ini. Salah satu ruas yang mendapatkan perhatian khusus adalah Jalan Cilegon-Pasauran-Cibaliung dan Citeureup-Tanjung Lesung, termasuk penanganan longsor di ruas Bayah-Cibareno-Batas Provinsi Jabar.

Sementara itu, di Provinsi Jawa Barat, jalur Pansela membentang dari Batas Provinsi Banten hingga Sindang Barang di Jawa Tengah dengan panjang sekitar 416 kilometer. Pada TA 2024, dilakukan pekerjaan lanjutan berupa preservasi jalan dan jembatan sepanjang 444,4 kilometer dengan anggaran sebesar Rp280 miliar. Pekerjaan ini mencakup penggantian Jembatan Cibareno (Cs) dan Cilangla (Cs) serta berbagai upaya pemeliharaan infrastruktur jalan.

Jalur Pansela di Provinsi Jawa Tengah memiliki panjang sekitar 213,36 kilometer, mulai dari Batas Provinsi Jawa Barat hingga Glonggong. Pada TA 2024, dilakukan pembangunan duplikasi Jembatan Tipar sepanjang 120 meter guna meningkatkan kapasitas jalan. Selain itu, dilakukan juga pekerjaan preservasi jalan dan jembatan sepanjang 444,4 kilometer, termasuk pembangunan Jembatan Pandan simo sepanjang 1,2 kilometer.

Provinsi DIY Yogyakarta dilintasi oleh jalur Pansela dengan panjang sekitar 118,39 kilometer, dari Congot hingga Legundi. Pada TA 2024, pembangunan Jembatan Pandansimo sepanjang1,2 kilometer serta preservasi jalan dan jembatan sepanjang 100 kilometer menjadi prioritas utama. Selain itu, penanganan longsor dan pemeliharaan rutin juga dilakukan untuk menjaga kelancaran jalur ini.

Di wilayah Provinsi Jawa Timur, jalur Pansela membentang dari Panggul hingga Glenmore dengan panjang mencapai 628,39 kilometer. Untuk mendukung pengembangan jalur ini, pada Tahun Anggaran 2024, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp97 miliar untuk pembangunan jalan dan jembatan sepanjang 3,4 kilometer. Salah satu proyek yang termasuk dalam alokasi dana tersebut adalah pembangunan jalan dan jembatan Bululawang-Sidomulyo-Tambakrejo. Selain itu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali Direktorat Jenderal Bina Marga juga bertanggungjawab untuk melanjutkan penanganan jalan dan jembatan sepanjang 202 kilometer.

Upaya pengembangan dan perbaikan jalur Pansela Jawa merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan konektivitas antar wilayah dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Infrastruktur jalan yang memadai diharapkan dapat membuka peluang lebih besar bagi pariwisata di pesisir pantai selatan Jawa, serta menarik minat lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata di sepanjang jalur tersebut. Selain itu, dengan pembangunan jalur Pansela, diharapkan akan terjadi pengurangan kepadatan lalulintas di jalur utama seperti Tol Trans Jawa dan Pantura Jawa, sehingga meningkatkan efisiensi dan kenyamanan perjalanan.

Alokasi dana yang signifikan pada Tahun Anggaran 2024 menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam memajukan pembangunan jalur Pansela. Dana tersebut diharapkan dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk memastikan kelancaran pembangunan serta memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan perekonomian daerah setempat. Selain itu, pembangunan infrastruktur jalan juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerjabaru dan menggerakkan sector ekonomi terkait seperti industry konstruksi dan perdagangan.

Pembangunan jalur Pansela juga dapat membuka aksesibilitas baru bagi masyarakat setempat untuk mengakses fasilitas kesehatan, pendidikan, dan pasar yang lebih luas. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan kualitas hidup dan akses layanan public bagi penduduk di sepanjang jalur tersebut. Selain itu, dengan meningkatnya aksesibilitas, diharapkan akan terjadi peningkatan aktivitas ekonomi di wilayah-wilayah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau.

Dalam implementasi proyek pembangunan jalur Pansela, pemerintah perlu memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan dan sosial. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan harus dilakukan secara bertanggungjawab untuk menghindari dampak negative seperti erosi tanah dan kerusakan ekosistem. Selain itu, perlu juga dilakukan kajian dampak social bagi masyarakat lokal yang terdampak langsung oleh proye kpembangunan ini, serta memastikan adanya kompensasi yang adil bagi pemilik tanah yang terkena dampak.

Dengan keseriusan dan komitmen pemerintah serta partisipasi aktif dari berbagai pihak terkait, diharapkan pembangunan jalur Pansela Jawa dapat menjadi salah satu tonggak kemajuan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dengan infrastruktur yang memadai, diharapkan wilayah pesisir pantai selatan Jawa dapat menjadi destinasi wisata yang lebih berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.