GRESIK,KANALINDONEDIA.COM : Wujud Implementasi dari kurikulum merdeka, siswa UPT SDN 191 Gresik atau yang kerap disebut dengan SDN 1 Wringinanom, Kecamatan Wringinanom, Gresik, menggelar kegiatan latihan membatik dengan media tas kain, yang dikerjakan oleh siswa kelas 1 hingga kelas 5 di sekolahan setempat.
Sebelumnya, siswa diberikan pekerjaan rumah membawa bahan dasar batik, yakni dari daun tumbuhan misalnya, daun jati, daun buah lengkeng, daun buah jambu, daun kenikir, daun pepaya dan daun singkong.
Program ini adalah salah satu konsep pembentukan karakter siswa sejak dini, dimana motorik siswa dilatih menyelesaikan tugasnya dengan hasil yang memuaskan, selain itu mereka di latih untuk bekerja secara berkelompok sambil mengasah keterampilannya melalui membatik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tujuannya untuk menumbuh kembangkan inovasi anak, artinya bagaimana cara dapat menghasilkan karya yang baik. Memang semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun, butuh proses dan tahapan secara berkala,” ujar Lilis, Kepala sekolah UPT SDN 191 Gresik, di lokasi, sambil memantau pekerjaan siswa. Sabtu (18/5/2024)
Kita optimis dengan melatih ketrampilan siswa, akan menjadi bekal kelak, dikala mereka akan melanjutkan kejenjang pendidikan berikutnya.
“Ini adalah salah satu upaya menggali potensi diri dari masing-masing siswa, penilaiannya akan terlihat dari hasil karya masing-masing siswa, apakah dia punya bakat terpendam di bidang membatik atau di bidang yang lainnya,” sambung Lilis.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Gresik, S. Harianto sangat mendukung kegiatan membuat batik Ecoprint yang di selenggarakan oleh UPT SDN 191 Gresik, pihaknya menyatakan kegiatan ini merupakan wujud nyata dari implementasi Kurikulum Merdeka. “Kami sangat bangga melihat antusiasme dan kreativitas siswa-siswi dalam menghadirkan karya-karya yang inovatif dan bermanfaat ini. Mereka benar-benar mampu mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapatkan dalam Kurikulum Merdeka,” ujarnya.
“Mengambil tema ketrampilan memang cocok kalau diterapkan di jenjang Sekolah Dasar, para siswa akan tahu letak kekurangan dari hasil mereka membatik, setelah ditunjukkan oleh guru pembimbing, dimana letak kekurangannya. Semoga ini menjadi berkelanjutan, juga menarik perhatian karena siswa-siswi menampilkan ide-ide inovatif untuk mengurangi dampak lingkungan, seperti upcycling, pengelolaan sampah, dan energi terbarukan,”pungkasnya. (Irwan_kanalindonesia.com)