PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Pemerintah Kabupaten Ponorogo terus berupaya menurunkan angka stunting pada anak dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak, Senin (27/5/2024).
Acara bertajuk ‘Rembug Stunting’ tersebut menggandeng seluruh komponen pemerintahan kabupaten dan dinas terkait untuk berupaya menekan angka stunting di Ponorogo.
Sugiri Sancoko Bupati Ponorogo membeberkan beberapa alasan masih ada stunting di Ponorogo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pernikahan dini harus sudah tidak ada, kesiapan calon ibu dengan umur yang ideal, kebersihan, dan kecukupan gizi pada anak,”ucapnya.
Di lapangan, Kang Giri menambahkan ada temuan kecil keluarga yang tergolong tidak miskin tapi anaknya stunting.
“Di lapangan juga sempat kami temui ada keluarga yang tidak tergolong miskin, tapi anaknya stunting. Ternyata anaknya ‘tidak kopen’, nah hal itu yang harus kita fikir bersama,”lanjutnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Ponorogo, Henry Indrawardana dalam kesempatan yang sama mengatakan ada beberapa strategi yang telah disiapkan untuk menurunkan angka stunting.
“Bapak Bupati menargetkan angka stunting turun di angka 5 persen, maka dari itu menyiapkan beberapa strategi dalam waktu yang masih sekitar 6 bulan ini. Yang pertama ada menyiapkan ibu muda melahirkan dalam usia yang ideal. Pemberian vitamin dan zat besi ke sekolah-sekolah. Untuk calon ibu yang menikah akan dilakukan Elsimil untuk melihat kesehatan calon ibu tersebut, jika ada indikasi kurang sehat, maka akan dilakukan pemberian obat dan vitamin. Untuk ibu hamil kami akan siapkan tim pendamping keluarga (TPK), Minimal 6 kali bisa konsultasi ke TPK yang ada di setiap desa selama kehamilan,”ujarnya.
Selain melakukan berbagai langkah pendampingan, rencananya juga akan dilakukan sekolah orang tua hebat.
“Selain yang sudah saya sebut sebelumnya, alhamdulillah bapak bupati telah menurunkan surat edaran ke setiap desa dan kelurahan untuk mengadakan sekolah orang tua hebat. Isinya kurang lebih bagaimana peran keluarga terutama ayah dalam mengasuh anak yang jumlah total modulnya ada 13, dan yang terakhir ada locus stunting terhadap 25 desa yang tersebar di Ponorogo,”ungkapnya.
Dia lalu menegaskan ada beberapa faktor selain gizi yang menyebabkan stunting.
“Semua sisi kita intervensi, seperti air bersih, kesehatan keluarga. Jadi semua kami ajak untuk menurunkan angka stunting ini,”pungkasnya. (Imam_kanalindonesia.com)
