PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: 13 desa dari 6 kecamatan yang ada di Ponorogo dinyatakan rawan kekeringan seiring musim kemarau tiba.

Desa-desa tersebut sebelumnya telah diassesment oleh tim dari BPBD Ponorogo dan hasilnya menunjukan rawan terjadi kekeringan.

Masun, Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengungkap bahwa Ponorogo sudah sejak bulan Juni lalu berstatus Siaga bencana kekeringan dan kebakaran hutan & lahan (Karhutla).

“Himbauan dari BMKG sebenarnya sudah kami terima sejak bulan Mei lalu. Kemudian ditindak lanjuti oleh surat edaran bupati yang menyatakan Ponorogo berstatus Siaga Kekeringan dan Karhutla dan resmi berlaku pada 1 Juni 2024 lalu,”ungkapnya Kamis (25/7/2024).

Kemudian, dia mengatakan total ada 7 desa yang dinyatakan air bersihnya terbatas atas hasil assessment oleh tim.

“Ada 13 yang kami assessment mengacu data kekeringan setiap tahun, desa-desa tersebut tersebar di 6 kecamatan seperti Badegan dan slahung,”lanjutnya.

Dari hasil survey dan pendataan ditemukan ketersediaan air bersih di beberapa dukuh di 7 desa sudah mulai terbatas, antara lain: Desa Duri Kecamatan Slahung, Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon, Desa Krebet Kecamatan Jambon, Desa Belang Kecamatan Bungkal, Desa Watuagung Kecamatan Badegan, Desa Karangpatihan, Desa Sidoharjo Kecamatan Pulung.

Sedangkan pada 6 Desa lainnya, ketersediaan air bersih mulai berkurang namun masih mencukupi untuk satu bulan kedepan.

Untuk mengantisipasi kelangkaan air bersih, Masun menyatakan telah menyiapkan armada dan tandon air.

“Kami sudah dalam tahap siaga kekeringan. Sampai saat ini kami sudah menyiagakan 3 truk Tanki berkapasitas ribuan liter air dan tandon-tandon untuk penampungan air jika ada permintaan dropping air bersih,”lanjutnya.

Dia memastikan air bersih yang akan digunakan untuk dropping air nantinya layak untuk digunakan sehari-hari.

“Kami memastikan air untuk dropping nantinya layak konsumsi, sudah teruji lab dan dinyatakan aman,”pungkasnya. (Imam_kanalindonesia.com)