Viral Warung Nasi Pasang Tarif Tinggi pada Pengunjung Grebeg Suro, Disperdagkum hingga Bupati Ponorogo Buka Suara

PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Salah satu pedagang makanan di alun-alun Ponorogo tempat Grebeg Suro 2024 berlangsung viral karena disebut ‘getok’ harga pada pengunjung usai menyantap makanan disana.
Hal ini diungkap akun facebook @Saka Olshop di grup Facebook PL Ponorogo yang menyebut dirinya membayar cukup tinggi untuk beberapa makanan yang dipesanya. Diketahui, pemilik akun tersebut adalah Yuni Anjarwati warga Madiun.
Dalam postinganya, dia menulis harus membayar Rp70 ribu untuk 3 porsi makanan beserta beberapa lauk.
“Mhn Mf kak admin.. Melenceng Dr jalur… Sekedar info hrp behati2 saat beli mknan d alon2 po… Kedai ini sngt tdk wajar bandrol mknan.. Sy n klrg beli nasi pecel 1 porsi lauk peyek 1 n nasi campur 2 porsi yg cr penyajiannyya sangat tdk lyak spti d fto tu contoh nasi pecelnya.. Dr awal persaan dah g enk kok sepi bngt.. Nah pa’s byr sy tnya brp bu… 70ribu..subkhanAllah…g Salah Kah buk . Nasi pecel cm lauk peyek 1. Sm 2 nasi cmpur.. Orngny g jwab.. Ky sinis gt Bukan bermksd ap2… Sy fhm tengah ada event grebeg syuro..n mkin bnyk pndtang Dr luar Kota jg.. Trmsuk sy..tp setidaknya.. Mbok y jngn gt.. Kshan klo misal yg beli ttdk ckup uang.. Sekali Lg mhn Mf,”tulisnya dalam postingan.
Menanggapi hal ini,Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro (Disperdagkum) Ringga Dwi Heri Irawan buka suara dengan menyayangkan hal tersebut.
“Kami sudah mengkonfirmasi kepada yang bersangkutan. Jika hal itu benar terjadi, kami sangat menyayangkan,”ungkapnya Senin (1/7/2024).
Lebih lanjut, Disperdagkum telah mengeluarkan surat himbauan benomor 500.2.1/ARH/530/405.16/2024 yang berisi himbauan untuk membuat daftar harga menu pada setiap lapak pedagang yang ada di Alun-alun Ponorogo.
Terpisah, Bupati Ponorogo mengistruksikan kepada dinas terkait untuk menindaklanjuti hal tersebut dan meminta para pedagang untuk memasang tarif harga.
“Sebagai kota wisata, kesadaran harus dimiliki bersama, Higienitas harus dijaga, rasa juga sama. Jangan ada ‘Ngentol’, ‘Ngemplang’, dan lain sebagainya. Setidaknya mencantumkan harga agar tidak terjadi lagi hal seperti ini. Nanti akan ditindaklanjuti Disperdagkum,”pungkasnya. (Imam_kanalindonesia.com)