BANGKALAN, KANALINDONESIA.COM: Jika pada tahun- tahun sebelumnya, penanganan kasus stunting di Kabupaten Bangkalan selalu berada di urutan nomer 2 dari bawah atau urutan ke – 36 dari 38 Kabupaten – kota di Jatim. Tetapi pada tahun 2023 lalu, penanganan kasus stunting di Bangkalan bukan kaleng – kaleng lagi dan membuat kejutan. Karena mampu menembus ranking 5 besar di tingkat Jatim dalam hal menurunkan angka stunting.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas KBP3A Kabupaten Bangkalan, Sudiyo yang akrab disapa pak Yoyok dalam laporanya di acara Desiminasi Audit Kasus Stunting 2024 Desa
Ampara’an Kecamatan Kokop Kabupaten Bangkalan. Digelar di pendopo agung Bangkalan, Jum’at, (30/8/2014).
Menurut penjelasan Yoyok, dari 3 tahap yang direncanakan pada tahun 2024 ini. Tahap pertama dilakukan di 1 desa yakni Desa Ampara’an Kecamatan Kokop Kabupaten Bangkalan. Menyasar 8 kasus terdiri dari 2 pengantin baru, 2 ibu nifas, 2 ibu hamil, 2 baduta (bayi dibawah 2 tahun). Setelah melewati batas waktu yang telah ditentukan, saat salah satu Bidan Pengawas di Desa Ampara’an ditanya, hasilnya memang luar biasa. Sebab setelah dilakukan intervensi dan pengawasan dari dokter spesialis anak, dokter pysikologi dan ahli gizi selama 2 bulan 2 minggu, telah menunjukan golnya (hasil yang memuaskan) .
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Berat badan mereka naik secara signifikan dan sesuai dengan yang diinginkan,” terang Yoyok.
Lebih lanjut Yoyok menjelaskan kegiatan kedua pada Desiminasi Audit Kasus Stunting 2024 ini adalah Evaluasi Kerja Tim Pendamping Keluarga di 5 kecamatan. Diantaranya Arosbaya, Tanjung Bumi, Kwanyar, Socah dan Kecamatan Bangkalan.
Menjawab pertanyaan awak media, apakah angka stunting yang sudah turun menjadi 10,2 persen bisa diturunkan lagi. Masih menurut Yoyok, katanya butuh perjuangan keras tetapi yang paling jelas sesuai perintah dari Kementerian Kesehatan dan BKKBN. Bagaimana bayi baru lahir tidak lahir stunting. Maka dari itu perlu dilakukan intervensi seperti diterangkan diatas.
Harapan Yoyok, angka stunting di Bangkalan pada tahun 2024 ini tidak naik, minimal seperti yang dicapai tahun lalu sebesar 10,2 persen. Syukur- syukur bisa turun. Kalaupun terjadi kenaikan angka stunting, jangan lebih dari ketentuan pusat yakni 14 persen.
“Kami akan usahakan angka stunting turun, walapun dengan berat hati,” ucap Yoyok.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdakab Bangkalan, Ismed Efendi dalam kapasitasnya mewakili Pj. Bupati Bangkalan. Mengatakan atas prestasi yang dicapai Dinas KBP3A Bangkalan dalam penurunan angka stunting tahun 2023. Bangkalan yang semula berada di urutan 36 dari 38 Kabupaten – kota di Jatim, naik drastis masuk 5 besar. Mendapat penghargaan dari pemerintah pusat yang diterima Pj. Bupati Bangkalan baru – baru ini.
Selanjutnya angka stunting dari
60 persen turun menjadi 10 persen. Harus terus dipertahankan. Bila perlu sampai zero stunting. Kuncinya adalah para petugas yang ada di desa, seperti klebun (kepala desa), camat, kader posyandu, persoalan gizi harus ditangani dengan baik dan puskesmas memegang peran penting dalam penurunan angka stunting.
Termasuk para ibu hamil (bumil) perlu dijaga dan mendapat perhatian. Terutama dalam hal gizi dan memeriksakan kehamilan secara rutin. Setelah melahirkan anak diberi ASI, asupan gizi dan makanan tambahan. Dilanjutkan lagi dengan memberi IDL (Imunisasi Dasar Lengkap).
“Saya berharap dengan adanya Deminasi Audit Kasus Stuting Bangkalan 2024. Bisa diketahui sebab akibatnya terjadi stunting dan bagaimana solusinya, agar anak – anak bisa sehat. Dengan ucapan “Bismillahirrohmairohim” saya nyatakan acara Desiminasi Audit Kasus Stunting 2024 secara resmi dibuka, “tutup Ismed Efendy. (sumaryanto_kanalindonesia.com)
Baca berita lainnya di Google News Kanalindonesia.com