Prabu Diaz Tegaskan Klaim Sultan Sepuh Palsu, Minta Bukti Otentik

Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali Nuswantara, Prabu Diaz (kiri) memberikan keterangan pers.
CIREBON, KANALINDONESIA.COM – Panglima Tinggi Laskar Macan Ali Nuswantara Kesultanan Cirebon, Prabu Diaz, menanggapi keras klaim yang diajukan oleh Heru Nursamsi, atau yang mengatasnamakan Pangeran Kuda Putih, yang mengaku sebagai Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan.
Dalam pernyataannya, Prabu Diaz menegaskan bahwa Keraton Kasepuhan tidak pernah mengeluarkan dawuh (titah) terkait klaim tersebut, dan saat ini, baik secara de jure maupun de facto, tidak ada Sultan yang diakui berdasarkan adat dan tradisi turun-temurun.
“Siapa pun yang mengaku sebagai Sultan harus menunjukkan bukti yang sah. Silakan datang ke Keraton Kasepuhan dan bawa bukti otentik yang bisa mendukung klaimnya,” ujar Prabu Diaz tegas, Minggu (29/9/2024).
Ia menambahkan bahwa bukti-bukti tersebut sangat penting untuk menghindari penyebaran kebohongan yang dapat merusak tatanan adat yang telah berlangsung lama.
Prabu Diaz juga merespons tudingan bahwa Sultan saat ini merupakan keturunan dari bangsa asing, seperti Belanda atau Inggris.
“Jika ada klaim seperti itu, buktikan dengan data yang valid. Tanpa bukti, tuduhan semacam ini hanya akan merusak kredibilitas dan nama baik keluarga kesultanan,” lanjutnya.
Bukti Kuat Menentukan Keabsahan
Prabu Diaz kembali menekankan pentingnya membawa bukti sah bagi siapa pun yang mengklaim sebagai Sultan. Ia menyatakan bahwa beberapa orang yang sebelumnya mengaku sebagai Sultan telah diundang untuk mempresentasikan bukti mereka, tetapi hingga saat ini, belum ada bukti yang mendekati keabsahan.
“Kami terbuka untuk siapa pun yang ingin membuktikan klaimnya, tetapi harus dengan bukti yang kuat dan relevan,” tegasnya. Bukti tersebut nantinya akan ditinjau bersama dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan kebenarannya.
Hak Mutlak Trah Sultan Sepuh
Prabu Diaz juga menegaskan bahwa hak atas Keraton Kasepuhan berada di tangan trah Sultan Sepuh, mulai dari Sultan Sepuh I hingga Sultan Sepuh XIV, dan kini dilanjutkan oleh Sultan Sepuh ke-15. Ia mempertanyakan motif pihak-pihak yang mencoba membuat aturan dan syarat di luar ketentuan adat.
“Siapa mereka yang berani mengatur-atur? Jika ingin mengklaim hak atas Keraton, bawa bukti yang sah, jangan hanya bicara tanpa dasar,” tegas Prabu Diaz.
Komitmen Menjaga Warisan Leluhur
Sebagai penjaga tradisi dan adat Cirebon, Prabu Diaz menegaskan bahwa Laskar Macan Ali Nuswantara memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga dan melindungi warisan leluhur. “Kami yang berhak menentukan syarat-syarat seorang Sultan, bukan pihak lain yang mencoba mempengaruhi,” katanya.
Prabu Diaz memastikan bahwa Laskar Macan Ali Nuswantara bersama keluarga besar Keraton dan para sentana akan terus berkomitmen menjaga kelestarian adat dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Dengan penuh ketegasan, ia menutup pernyataannya bahwa pihaknya akan selalu menjaga dan mempertahankan kehormatan serta kelangsungan Keraton Kasepuhan sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan oleh leluhur.
“Kami akan tetap berdiri tegak menjaga tradisi dan adat istiadat Keraton Kasepuhan yang telah berlangsung selama berabad-abad,” tutup Prabu Diaz.