CEO Ngalup.co Ditunjuk Sebagai Juri di 5th Korea-ASEAN Business Model Competition 2024

CEO Ngalup.co Andina Paramitha (kanan) saat memberikan paparan kepada salah satu kontestan. (Dok. Ngalup.co/KanalIndonesia.com)
KOTA MALANG, KANALINDONESIA.COM : Kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dikenal sebagai Macan Asia berkat kekuatan perekonomiannya.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, pertumbuhan ekonomi digital di pasar ASEAN diprediksi bisa mencapai USD 2 triliun pada 2030.
Hal ini melatarbelakangi Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) bersama Ministry of SMEs and Startups (MSS) Korea menggelar the 5th Korea-ASEAN Business Model Competition 2024.
Dalam kegiatan ini, terdapat 10 startup yang berkompetisi dan mewakili negara di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Laos, serta Korea Selatan.
CEO Ngalup.co, Andina Paramitha mendapat kesempatan untuk menjadi mentor dan memberikan materi kepada peserta dalam kegiatan tersebut.
“Dalam kesempatan ini, saya memberikan materi mengenai sustainable scaling. Startup yang ingin tumbuh besar tidak hanya perlu fokus pada ekspansi, tetapi juga pada sustainable scaling sekaligus mengembangkan bisnis tanpa mengorbankan stabilitas jangka panjang,” ujarnya, Rabu (16/10/2024).
Andina menilai, dengan memahami cara menyeimbangkan inovasi dan efisiensi, startup dapat bertumbuh secara berkelanjutan.
“Ini dapat menghindari risiko burn-out sumber daya, serta memastikan mereka siap menghadapi perubahan pasar. Jikalau tidak ada strategi scaling yang berkelanjutan, ekspansi cepat ini justru bisa menjadi ancaman bagi kelangsungan bisnis,” terangnya.
Tak hanya menjadi mentor, perempuan yang akrab disapa Andien ini juga dipercaya menjadi dewan juri dan bersanding dengan juri dari negara lain.
Ia menyebut, pentingnya inovasi yang berdampak nyata, model bisnis harus lebih dari sekadar ide bagus dan harus bisa diimplementasikan, relevan dengan kebutuhan pasar, dan menawarkan solusi secara berkelanjutan.
“Kemudian, fokus pada kolaborasi lintas budaya dan kemampuan startup untuk beradaptasi dengan cepat dalam ekosistem global menjadi kunci penilaian. Terpenting, juri mencari model bisnis yang tidak hanya menguntungkan, namun juga mampu menciptakan perubahan sosial yang positif,” tandasnya.
Sebagai informasi, jajaran juri tersebut antara lain Siti Azizah Depuuty for Entrepreneurship Ministry of Cooperatives and SMEs RI, Meliadi Smbiring Senior Advisor Green Business Center (GBC), Thomas Thimas CEO ASEAN CSR Network, Choonghyun Lee Executive Director ASEAN-RoK S&T Cooperation Center.
Kemudian, Jaesung Lee Sub Regional Director Global Green Growth Institute (GGGI), Nicole Nguyen ASEAN Vice Chair Global Impact Fintech, David Sehyeon Baek Chief Strategy Officer NPCore.Inc, Diah Yusuf Founder Indonesia Prima & Director Women Economic Forum dan Elan Lockman CEO & Co-FOunder ATA Plus SDN BHD. (Oky)




















