Belum Satu Bulan Selesai di Renovasi, Masjid Al’Irsyad Ambruk. DPUTR Kota Cirebon Harus Tanggung Jawab

Pengurus DKM Al'Irsyad sedang melakukan pembersihan puing-puing plafon.
CIREBON, KANALINDONESIA.COM – Warga RT 05 RW 01 Kelurahan Drajat Kecamatan Kesambi Kota Cirebon dikejutkan oleh ambruknya plafon Masjid Al’Irsyad saat hujan besar melanda wilayah Kota Cirebon pada Rabu 20 November 2024 malam kemarin.
Padahal, Masjid yang didirikan sejak beberapa tahun yang lalu tidak pernah bocor ataupun rusak meski hujan besar sekalipun. Bahkan, bangunan Masjid tersebut dibagian atap masih sangat kokoh jauh sebelum mengalami renovasi.
Namun, pasca direnovasi pada 13 Oktober 2024 yang lalu justru Masjid tersebur terlihat rapuh. Hingga akhirnya, sore kemarin saat hujan besar, dibagian atap Masjid harus ambruk karena diduga atap yang bocor sehingga air hujan menggenangi plafon yang menyebabkan ambruk.
Ketua Barisan Advokasi Rakyat (BAR) Kota Cirebon, Suhendi selaku perwakilan dari pengurus DKM mengaku heran dengan pekerjaan dari mitra dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cirebon.
Pasalnya, pekerjaan yang baru saja selesai pada 28 Oktober yang lalu tidak memiliki kualitas yang baik yang menyebabkan ambruknya bagian atap.
“Sebelum di renovasi, Masjid ini kuat dan kokoh tidak pernah bocor sama sekali. Tapi kok setelah diperbaiki dengan menggunakan anggaran Pemerintah justru malah begini (rusak parah),” ungkapnya, Kamis (21/11/2024).
Dirinya mengatakan, pihak DPUTR harus bertanggung jawab atas peristiwa ini. Menurutnya, DPUTR harus memanggil rekanan yang mengerjakan proyek tersebut untuk mengaudit apakah pekerjaan renovasi Masjid ini sudah sesuai dengan spesifikasi anggaran yang dikeluarkan.
“Tentu kami menginginkan agar Masjid ini bisa kembali diperbaiki seperti semula. Harus ada pihak yang bertanggung jawab akan peristiwa ini,” katanya.
Suhendi menuturkan, DKM Al’Irsyad sudah mengadukan ke Pj Wali Kota Cirebon mengenai ketidak beresan pekerjaa renovasi Masjid. Namun sampai saat ini, belum mendapatkan tanggapan apapun hingga Masjid tersebut rusak parah.
“Kami kecewa, karena tidak profesionalnya rekanan kerja DPUTR dalam bekerja sehingga menggangu jalannya proses peribadahan di wilayah kami,” ujarnya.
Harapanya, agar Masjid tersebut kembali diperbaiki dibagian atap dengan menggunakan genteng Multiroof bukan dengan genteng biasa. Dan juga untuk bagian lantai, diganti menggunakan granit.
“Untuk yang mengerjakan jangan kembali melibatkan rekanan yang mengerjakan Masjid ini di awal. DPUTR harus menunjuk rekanan baru untuk memperbaikinya,” pungkasnya.