Kampanye Pamungkas RILIS, Senam Sehat Hingga Munajat Rakyat di Alun-alun Ponorogo

PONOROGO, KANALINDONESIA.COM: Puncak kampanye sekaligus pamungkas, pasangan no urut 2 Sugiri-Sancoko digelar dari pagi hingga malam hari di alun-alun Ponorogo, Sabtu(23/11/2024).
Rangkaian diawali dengan senam sehat bersama, pagelaran musik, penampilan 70 reog, 25 jathil dan 25 bujangganong dan sebagai puncaknya yaitu munajat rakyat dengan menghadirkan da’i kondang Gus Kautsar.
Nampak, ribuan masyarakat ‘tumplek blek’ memenuhi alun-alun Ponorogo.
Pada kesempatan ini sesepuh warok Ponorogo, Mbah Pur juga memberikan kolor warok dan pecut samandiman kepada Sugiri Sancoko, melambangkan pemimpin yang mengedepankan nilai-nilai agama dan bangsa.
“Ini merupakan munajat rakyat, kita bersama sama olahraga, hiburan, reog’an dan malam ini doa istighosah bareng,” ucap Sugiri Sancoko.
Kang Giri dan Bunda Rita mengaturkan sungkem kepada seluruh masyarakat Ponorogo. Ini tidak mungkin terjadi, jika tidak didasari rasa cinta ‘friends’.
“Bersyukur hari ini kita bersama-sama ‘tumplek blek’ senam bersama, reog’an dan sholawatan di Alun-alun Ponorogo, ‘Oke Friends’,” imbuhnya.
Perlu diketahui, reog tidak sekedar budaya dan kesenian. Namun juga menggambarkan karakter masyarakat Ponorogo.
“Jika ada keberhasilan dalam membangun Ponorogo, ini merupakan perjuangan dan milik kita bersama,” ungkapnya.
Acara dimulai dengan istighosah bersama yang dipimpin oleh Kiai Imam Suyono dari Pondok Pesantren Al Barokah Mangunsuman Ponorogo. Suasana khusyuk terasa saat ribuan jamaah melantunkan doa, memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT.
Meski Gus Kautsar tidak hadir secara langsung karena alasan kesehatan, pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri tersebut tetap menyampaikan tausiyahnya secara daring.
Mengawali tausyiahnya, Gus Kautsar menyampaikan permintaan maaf dalam bahasa Jawa kepada masyarakat Bumi Reog.
“Kulo nyuwun pangapunten dumateng Panjenengan sedoyo (Saya minta maaf kepada anda semua). Keranten mboten saget sowan (karena tidak bisa hadir). Bukan faktor apa-apa. Ternyata kulo mboten mampu kesehatane (Ternyata kesehatan saya tidak mampu). Sebenarnya saya kecewa sekali tidak bisa menemani Saudara Giri,” ujar Gus Kautsar yang ditampilkan melalui layar besar di panggung utama.
Tausiyah yang disampaikan Gus Kautsar pun menggugah hati para jemaah. Ia menekankan empat syarat penting bagi seorang pemimpin yang baik. Pertama, seorang pemimpin, menurut Gus Kautsar, harus mencari jalan termudah untuk menyelesaikan masalah rakyatnya. “Jika ada langkah yang bisa mempermudah, maka itu harus ditempuh,” tegasnya.
Kedua, kata Gus Kautsar mengantisipasi, meminimalisir atau meniadakan hal-hal yang mempersulit masyarakatnya. Misalkan, ada masyarakat yang mengeluh jalan yang rusak, pemimpin harus berusaha mati-matian untuk memperbaikinya.
Ia mencontohkan, jika jalan rusak atau proses administrasi berbelit-belit, seorang pemimpin harus segera mencari solusi terbaik. “Masyarakat mengurus surat menyurat susah, maka pemimpin harus membuat langkah untuk memudahkannya,” katanya.
Syarat penting ketiga bagi pemimpin yang baik, Gus Kautsar mengingatkan agar pemimpin tidak melupakan jasa orang-orang yang telah membantu di sepanjang perjalanannya.
“Kesombongan harus dihilangkan dari seorang pemimpin,” katanya, seraya memberi nasihat kepada Sugiri Sancoko agar tetap rendah hati jika kembali terpilih sebagai Bupati.
Keempat atau yang terakhir, yakni pemimpin harus berusaha untuk tetap berada di jalan yang benar dalam pikiran, ucapan, dan tindakan. “Semoga Saudara Giri diberikan taufik, hidayah, inayah, dan pertolongan-Nya,” tutup Gus Kautsar.
.